Seorang analis FOX Business menyarankan SEC mungkin meninggalkan kasus Ripple di tengah reaksi keras terhadap keputusan tersebut

  • Charles Gasparino mengharapkan penyelesaian gugatan Ripple dapat dilakukan di bawah pemerintahan AS berikutnya, di bawah kepemimpinan Ketua SEC berikutnya, Paul Atkins.
  • Hal ini dapat mengarah pada evaluasi ulang pendekatan SEC terhadap masalah ini, terutama terkait penjualan XRP otomatis.

Kepala Koresponden Bisnis FOX Charles Gasparino secara terbuka mengutuk tindakan yang diambil oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) terhadap Ripple. Dia bahkan berspekulasi tentang bagaimana masa depan gugatan XRP akan terbentuk.

Posisi Charles Gasparino tentang tindakan SEC melawan Ripple

Dalam wawancara di POMP Podcast, Gasparino menyebut tindakan hukum yang dilakukan SEC agak berlebihan. Dia mencatat bahwa peraturan yang tidak jelas dalam industri mata uang kripto AS menyebabkan tuntutan hukum dan mendorong kemajuan teknologi Ripple ke pasar luar negeri daripada Amerika Serikat.

Gasparino juga mengkritik keputusan Hakim Analisa Torres dalam kasus tersebut, yang disebutnya “bodoh”. Juri membagi penjualan XRP Ripple menjadi tiga kategori: penjualan institusional, penjualan otomatis, dan distribusi lainnya. Keputusannya menyatakan bahwa Ripple melanggar undang-undang sekuritas sehubungan dengan penjualan XRP kepada pelanggan institusi. Keputusan tersebut memutuskan bahwa penjualan otomatis dan distribusi lainnya bukanlah kontrak investasi.

Gasparino mengatakan hal ini menjadi preseden di mana investor institusi mendapatkan transparansi yang lebih besar dari ritel. Dia menegaskan dalam argumennya bahwa diskriminasi seperti itu melemahkan perlindungan Amerika terhadap investor kecil. Selain itu, reporter tersebut yakin bahwa keputusan mengenai masalah Ripple dapat berubah ketika Presiden terpilih Donald Trump memasuki Gedung Putih, CNF melaporkan.

Dia menyoroti kemungkinan Trump menunjuk Paul Atkins, seorang pendukung cryptocurrency yang vokal, sebagai ketua Komisi Sekuritas dan Bursa. Gasparino membahas bagaimana hal ini dapat mengubah pendekatan lembaga tersebut terhadap kasus-kasus seperti itu. Menurut Gasparino, perubahan ini dapat menyebabkan SEC menarik bandingnya atau mengevaluasi kembali pandangan mereka terhadap keputusan penjualan terprogram.

Pada saat yang sama, penting untuk dicatat bahwa kasus ini sedang diproses di Pengadilan Banding Sirkuit Kedua. Batas waktu pengajuan memori banding SEC semakin dekat. Batas waktu 15 Januari mungkin bertentangan dengan kasus ini jika tidak dipenuhi, dan Ripple dapat menanggapi dengan argumen tandingan setelah mengajukan dari SEC.

Reaksi ekstrim terhadap komentar Gasparino

Pernyataan Gasparino menimbulkan reaksi balik dalam komunitas cryptocurrency. Kritikusnya termasuk Tony Edward, pembawa acara podcast Thinking Crypto, yang menuduh Gasparino bias, dengan kritiknya terhadap keputusan Hakim Torres diyakini lebih dari sekadar keinginan untuk melihat Ripple kalah dalam kasus tersebut.

Bill Morgan, seorang pengacara pro-XRP, berkomentar mengkritik interpretasi Gasparino terhadap keputusan hakim. Dia mengklarifikasi bahwa hakim hanya menangani penjualan XRP otomatis dan bukan transaksi pasar sekunder yang lebih luas. Meski mendapat kritik, Gasparino membantah adanya bias, dan menekankan bahwa pemberitaannya mengenai masalah Ripple tetap netral dan objektif.

Analis pasar mata uang kripto berharap bahwa penyelesaian gugatan XRP akan menyebabkan kenaikan kuat pada harga XRP hingga dua digit menjadi $10 ke atas, menurut laporan CNF. Cryptocurrency Ripple memulai tahun 2025 dengan catatan yang kuat, dengan kenaikan 15% dalam 24 jam terakhir di tengah reli pasar yang lebih luas.