JOMBANG, IDEA JATIM – Usai menikmati libur Lebaran atau Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah, puluhan ribu santri Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ulum, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang kembali ‘mondok’.Â
Kehadiran para santri terlihat di Asrama Ar Risalah Ponpes Daruk Ulum. Tampak sanak keluarga santri turut menyertai kedatangan santri untuk ‘mondok’ atau mendalami pendidikan ilmu agama.Â
-Advertisement-.
Kepadatan santri berikut didampingi oleh sanak keluarga terlihat di pintu masuk asrama karena proses pendataan oleh pengurus pondok. Serta rangkaian persiapan perbekalan saat ‘mondok’.Â
Orang tua wali santri asal Provinsi Jambi, Subaidi mengatakan tengah mengantar anak untuk mondok dan masuk sebagai murid baru kelas 1 Sekolah Menengah Atas (SMA) di Ponpes Darul Ulum.Â
“Untuk mengenyam pendidikan layak butuh pengorbanan, waktu dan tenaga mas,” ucap Subaidi kepada wartawan, Senin (14/4/2025).Â
Subaidi mengaku didampingi oleh istri untuk mengantarkan anak mengenyam pendidikan pesantren. Baginya pendidikan pesantren di Ponpes Darul Ulum lebih lengkap dan disiplin dalam mendidik santri.Â
“Saya lihat lebih lengkap pembelajarannya,” ujarnya.Â
Terpisah, pengasuh Asrama Putra dan Putri Ar Risalah Ponpes Darul Ulum, Gus Haji Rohmatul Akbar Rifai atau Gus Akbar mengatakan, jumlah santri yang ‘mondok’ di Ponpes Darul Ulum mencapai 11.600 santri. Selain pelajar tingkat sekolah menengah, santri tersebut termasuk mahasiswa.Â
“Dari jumlah tersebut Ponpes menyiapkan 39 asrama di lingkungan pondok,” ungkap Gus Akbar.Â
Menghindari penumpukan kedatangan para santri, pihaknya membagi kloter kedatangan santri. Untuk tanggal 13 April 2025 jadwal kedatangan santri yang sedang mengenyam pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sedangkan pada tanggal 14 April 2025, jadwal kedatangan santri tingkatan Sekolah Menengah Atas (SMA).Â
“Kita bagi untuk memberikan rasa nyaman dan bertujuan untuk memuliakan kedatangan santri dan wali santri,” beber Gus Akbar bendahara PCNU Jombang ini.Â
Lebih lanjut, Gus Akbar melihat kedatangan puluhan ribu santri tersebut berpotensi menimbulkan penumpukan massa dan angkutan. Hal tersebut yang pada tahun-tahun sebelumnya memicu terjadinya kemacetan jalanan dan rasa tidak nyaman warga sekitar.Â
“Tahun sebelum saya sering dibantu pak polisi untuk mengatur lalulintas karena kedatangan santri bersamaan menjadi macet, karena itu kami bagi biar santri, wali murid nyaman dan warga pun tidak terganggu,” tandasnya. (*)