PRIMETIME 2025: Langkah Awal Mahasiswa Kreatif Membangun Relasi dengan Dunia Industri

SURABAYA, IDEA JATIM – Dunia kreatif tidak hanya soal menghasilkan karya, tetapi juga tentang membangun jaringan. Hal tersebut menjadi semangat utama dalam PRIMETIME 2025, sebuah acara yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Desain Komunikasi Visual (Himavistra) Universitas Kristen (UK) Petra atau PCU.

Himavistra yang berada di bawah naungan Departemen Public Relations (PR) ingin menghubungkan mahasiswa dengan komunitas dan industri kreatif melalui kegiatan tersebut. Dengan mengusung tema “Prologue”, PRIMETIME 2025 dijadikan sebagai langkah awal bagi mahasiswa dalam memahami dinamika industri kreatif serta membangun koneksi.

“Kalau di film, ada prologue yang menggambarkan awal cerita. PRIMETIME juga begitu, ini adalah langkah pertama mahasiswa untuk menentukan ke mana arah mereka nantinya,” kata Raymond Gunawan, Ketua PRIMETIME 2025 dari Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) UK Petra, Jumat (7/3/2025).

-Advertisement-.


Menghubungkan Mahasiswa dengan Dunia Nyata

Salah satu fokus utama PRIMETIME adalah menjembatani mahasiswa dengan komunitas eksternal. Tidak hanya menjadi ajang pameran karya, acara ini juga menghadirkan berbagai komunitas, pelaku industri, dan akademisi yang siap berbagi pengalaman serta membuka peluang kolaborasi.

“Kami ingin mahasiswa memahami bahwa dunia kreatif itu luas, bukan hanya sebatas tugas kuliah. Dengan berjejaring sejak dini, mereka bisa lebih siap menghadapi industri,” jelas Raymond.

Pameran Karya: Menampilkan Jejak Perjalanan Mahasiswa

Salah satu daya tarik utama PRIMETIME adalah pameran karya mahasiswa dari jurusan DKV, Digital Film & Television (DFT), serta International Program in Digital Media (IPDM). Karya yang ditampilkan bukan sekadar hasil akhir, melainkan rekam jejak perjalanan mahasiswa dari semester awal.

“Ini tentang bagaimana mereka berkembang. Makanya, banyak karya dari mahasiswa tahun pertama dan kedua, sesuai dengan tema ‘Prologue’ sebagai langkah awal perjalanan kreatif mereka,” tambah Raymond.

Karya yang dipamerkan mencakup berbagai bidang, seperti eksplorasi desain, tipografi, animasi, hingga fashion design bertema budaya Indonesia. Pameran ini juga memberi ruang bagi komunitas eksternal untuk menampilkan karya mereka, sehingga mahasiswa bisa melihat standar industri secara langsung.

Demo Komunitas: Belajar Langsung dari Praktisi

Selain pameran, PRIMETIME juga menghadirkan sesi Demo Komunitas, di mana komunitas dari berbagai bidang berbagi pengalaman serta membuka peluang bagi mahasiswa untuk terlibat.

Tahun ini, komunitas seperti Ilustrasi Idiom dan Surabaya Dev berpartisipasi dengan menghadirkan mini-workshop interaktif. Mahasiswa tidak hanya bisa melihat karya, tetapi juga langsung berinteraksi dengan para praktisi.

“Misalnya di booth komunitas game, mahasiswa bisa langsung mencoba game yang sedang dikembangkan. Ini kesempatan mereka untuk memahami bagaimana industri sebenarnya bekerja,” kata Raymond.

Workshop: Bekal Praktis untuk Dunia Kreatif

PRIMETIME juga mengadakan workshop yang difokuskan pada mahasiswa yang ingin mendalami dunia <>content creation.

Workshop ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan mendasar yang sering muncul di kalangan mahasiswa kreatif: Kenapa konten saya tidak menarik? Apa yang kurang? Dengan pemahaman dasar yang kuat, mereka diharapkan bisa mengembangkan karya yang lebih efektif dan sesuai dengan tren industri.

Talkshow: AI dan Masa Depan Industri Kreatif

Salah satu sesi paling menarik dalam PRIMETIME 2025 adalah talkshow tentang Artificial Intelligence (AI) dalam industri kreatif. Pembicara meliputi ahli di bidang AI dan praktisi periklanan, berbagi wawasan tentang bagaimana AI dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi dalam dunia desain dan marketing menjadi sorotan utama.

“Banyak yang khawatir AI akan menggantikan manusia. Tapi yang lebih penting adalah bagaimana kita bisa beradaptasi dan memanfaatkan AI sebagai alat untuk berkarya lebih baik,” ungkap Raymond.

Diskusi ini menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk memahami tren industri dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan teknologi di masa depan.

Mini Stage dan Penutupan: Merayakan Kreativitas

Sebagai puncak acara, PRIMETIME 2025 akan ditutup dengan Mini Stage, di mana mahasiswa menunjukkan bakat mereka dalam bidang musik, tari, dan seni pertunjukan lainnya.

Selain itu, ada sesi giveaway dan penghargaan sebagai bentuk apresiasi bagi peserta dan komunitas yang telah berkontribusi dalam acara ini.

“Kami tidak ingin penutupan yang biasa saja. Ini adalah perayaan kreativitas, sekaligus ajang bagi mahasiswa untuk tampil dan menunjukkan potensi mereka,” kata Raymond.

PRIMETIME sebagai Jembatan ke Masa Depan

Lebih dari sekadar acara tahunan, PRIMETIME 2025 adalah jembatan bagi mahasiswa untuk memasuki dunia industri kreatif. Dengan tema “Prologue”, acara ini menekankan pentingnya langkah awal yang tepat dalam membangun karier.

“Kami berharap setelah PRIMETIME, mahasiswa tidak hanya sekadar belajar di kelas, tapi juga mulai membangun relasi dan memperluas wawasan mereka. Dunia kreatif selalu berkembang, dan mereka harus siap melangkah,” tutup Raymond.

Dengan berbagai kegiatan yang interaktif dan mendidik, PRIMETIME 2025 membuktikan bahwa dunia industri bukanlah sesuatu yang jauh dari mahasiswa. Sebaliknya, dengan koneksi yang tepat, mahasiswa bisa mulai membangun masa depan mereka sejak sekarang. (*)

-Advertisement-.

IDJ