Dilema Kelas Sore di Sekolah 1 Atap SDN Klampok dan SMPN 5 Singosari Malang

MALANG, IDEA JATIM — Di tengah geliat pembangunan pendidikan, sekolah satu atap SDN 2 Klampok dan SMP Negeri 5 Singosari Kabupaten Malang menghadapi tantangan tak biasa. Bukan soal kurikulum atau prestasi siswa, tapi soal ruang. Lebih tepatnya, keterbatasannya. 

Dengan jumlah siswa yang terus bertambah setiap tahun, pihak sekolah kini mulai menimbang opsi tak populer: kelas sore.

Berlokasi di Dusun Sumbul, Kecamatan Singosari, lembaga pendidikan satu atap ini menjadi satu-satunya pilihan warga sekitar untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Tak heran jika antusiasme pendaftaran tinggi, bahkan melampaui kapasitas ideal.

“Untuk SMP, kita hanya punya dua ruang kelas, padahal jumlah siswa sekitar 130. Kalau tidak ada tambahan ruang, kemungkinan besar akan ada kelas sore,” kata Anas Fahruddin, Kepala Sekolah Satu Atap SDN 2 Klampok dan SMPN 5 Singosari, Rabu (14/5/2025).

Opsi kelas sore tentu bukan pilihan mudah. Selain menambah beban guru dan siswa, pembelajaran di sore hari kerap menghadapi tantangan dari segi fokus dan efektivitas. Namun, kondisi saat ini memaksa sekolah untuk berpikir adaptif.

Di SDN 2 Klampok, kondisinya bahkan lebih padat. Dari sekitar 300 siswa, hanya tersedia enam ruang kelas. Satu kelas bahkan diisi hingga 54 siswa. Tahun ajaran baru nanti, pendaftar kelas 1 sudah mencapai 56 anak, namun sekolah hanya bisa menyediakan satu ruang untuk mereka.

“Saat ini hanya ada 8 ruang kelas, dua untuk SMP dan enam untuk SD. Bahkan perpustakaan pun kini dipakai jadi ruang belajar,” ujar Anas.

Kabar baiknya, pengajuan tiga ruang kelas baru (RKB) untuk SMP sudah disetujui dan diharapkan terealisasi tahun ini. Namun, pengajuan lima RKB untuk SD masih menanti kepastian.

Di tengah dilema ruang, harapan tetap mengalir. Bantuan Penyediaan Air Minum (PAM) dari Pemprov Jawa Timur yang baru saja diterima menjadi titik terang kecil, membuktikan bahwa perhatian pemerintah bisa menjadi pemicu perubahan nyata.

Kini, pihak sekolah berharap kebutuhan ruang kelas baru juga mendapat respons yang sama cepatnya. Karena bagi mereka, setiap ruang yang tersedia adalah ruang bagi masa depan. (*)