Mendikdasmen: MPLS Ramah, Jangan Ada Lagi Atribut Aneh dan Perpeloncoan!

IDEA JATIM – Memasuki tahun ajaran baru, pada umumnya setiap sekolah tingkat dasar dan menengah menggelar masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).

Oleh sebab itu, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menegaskan komitmen, dalam menciptakan MPLS yang ramah harus menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, perlindungan anak, dan penguatan karakter, bukan perpeloncoan. 

Adapun enam prinsip MPLS ramah, yaitu ramah, edukatif, efektif dan efisien, inklusif, partisipatif, dan fleksibel.
 
“MPLS tidak hanya program yang berkaitan dengan pengenalan lingkungan sekolah saja, tetapi juga sebagai lingkungan pendidikan yang menekankan pentingnya pendidikan karakter, pengembangan bakat dan minat, serta semangat belajar,” jelas Mendikdasmen Abdul Mu’ti pada keterangannya saat peluncuran MPLS ramah bersama penerima beasiswa afirmasi pendidikan menengah (Adem) Sabtu (12/7/2025).

Beberapa sekolah telah sukses mengimplementasikan MPLS ramah, seperti yang disampaikan oleh guru pendamping penerima beasiswa Adem dari SMA Plus Islamic Village, Tangerang, Banten, Nurhayati Mansaber. Ia menjelaskan MPLS di sekolahnya telah dilaksanakan sesuai instruksi Kemendikasmen.
 
“Para siswa tidak lagi menggunakan atribut aneh atau mengalami perpeloncoan. Sebaliknya, dengan MPLS ramah, para siswa mengikuti kegiatan yang menyenangkan, positif, serta berkarya,” ujar Nurhayati.
 
Nurhayati menyampaikan harapannya agar MPLS ramah tahun ini bisa merata hingga sekolah di wilayah timur Indonesia. 

“Semoga konsep MPLS Ramah ini dapat menjangkau seluruh wilayah di Indonesia, terutama wilayah timur yang mungkin memiliki akses informasi terbatas, sehingga tidak ada lagi siswa yang merasa kapok mengikuti MPLS,” imbuhnya.

Selanjutnya, Widodo, koordinator Ade, Papua Provinsi Banten, yang juga merupakan seorang kepala sekolah, menekankan pentingnya persiapan MPLS ramah. 

Sekolahnya telah membentuk kepanitiaan dari unsur guru sebagai pembimbing dan pengawas, pelibatan OSIS sebagai pendamping dengan merujuk pada petunjuk teknis (juknis) yang ditetapkan oleh kementerian.
 
“Tujuannya adalah menciptakan MPLS yang ramah, menghasilkan siswa berkarakter baik, mencegah perundungan, dan menghindari dampak negatif pada psikologi anak,” jelas Widodo.

Kemendikdasmen berkomitmen akan terus mengawal pelaksanaan MPLS ramah di seluruh Indonesia untuk memastikan setiap murid baru mendapatkan pengalaman yang positif dan membangun karakter sejak awal memasuki lingkungan sekolah. (*)