SURABAYA, IDEA JATIM – Petra Christian University (PCU) kembali menjadi tuan rumah gelaran <>Asia Summer Program> (ASP) 2025, sebuah ajang pembelajaran musim panas berskala internasional yang menggabungkan pengalaman akademik dan budaya bagi mahasiswa dari berbagai negara di Asia.
Kegiatan tersebut digelar selama tiga minggu, mulai 14 Juli hingga 1 Agustus 2025, dengan mengangkat tema “<>One Asia, Many Stories: Celebrating Diversity>.”
Kegiatan tersebut menjadi momentum untuk mempertemukan generasi muda Asia dalam ruang belajar lintas budaya. Tidak hanya sebagai ajang perkuliahan, namun juga membingkai keberagaman Asia lewat praktik langsung warisan budaya, kearifan lokal, dan interaksi antarmahasiswa dari tujuh negara.
Apa Itu <>Asia Summer Program> (ASP)?
ASP merupakan program pertukaran musim panas tingkat Asia yang digagas sejak 2012 oleh lima universitas pendiri, yaitu Bangkok <>University> (Thailand), Dongseo <>University> (Korea Selatan), Josai International <>University> (Jepang), Petra Christian <>University> (Indonesia), dan <>Universiti> Malaysia Perlis (Malaysia).
Program tersebut dibentuk dari semangat kolektif untuk mempersiapkan pemimpin masa depan Asia yang memiliki pemahaman mendalam terhadap keberagaman dan tantangan regional.
Ketua Pelaksana ASP 2025, Liem Satya Limanta menjelaskan bahwa ASP diselenggarakan bergilir setiap tahun di universitas yang berbeda, dan 2025 menjadi kali ke-13 program itu digelar kembali dipusatkan di kampus Petra di Surabaya.
“ASP 2025 di PCU merupakan ASP ke-13 yang ingin lebih mengenalkan Asia dengan cara yang fun dan kreatif,” ujar Liem, Rabu (16/7/2025).
Tujuh Negara, Seratus Mahasiswa, Satu Tujuan
Tahun 2025, ASP diikuti oleh 100 mahasiswa dari tujuh negara, yaitu Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Thailand, Malaysia, Filipina, dan India. Sebanyak 32 mahasiswa merupakan peserta asing, sementara 68 lainnya berasal dari PCU.
Dengan bahasa pengantar Bahasa Inggris, Liem menjelaskan bahwa nantinya para peserta ditempatkan dalam suasana belajar internasional yang inklusif dan saling mendorong pertukaran gagasan antarbudaya.
Akademik: Kelas Lintas Disiplin yang Diakui SKS
Liem menyebut bahwa ASP 2025 menawarkan 21 kelas akademik yang berlangsung setiap pagi dan siang. Materi yang diajarkan meliputi bidang:
- Ekonomi
- Sastra dan Bahasa
- Pengajaran dan Film
- Teknik Elektro dan Energi berkelanjutan
- Desain dan Pariwisata
- Kuliner, Nutrisi, dan Kesehatan
Setiap mahasiswa dibatasi untuk mengambil maksimal dua mata kuliah, masing-masing setara 3 SKS (Sistem Kredit Semester). Uniknya, SKS itu dapat diakui oleh universitas asal peserta, menjadikan ASP bukan hanya kegiatan tambahan, melainkan bagian dari kurikulum akademik mereka.
Non-Akademik: Belajar dari Tradisi
Tak hanya kelas, ASP 2025 juga mengemas 13 kegiatan non-akademik bertema budaya dan olahraga, yang berlangsung setiap sore. Salah satu kegiatan yang paling menarik perhatian adalah <>Banana Leaf and Origami Workshop.>
Person in Charge (PIC) <>Banana Leaf and Origami Workshop>, Aniendya Christianna menjelaskan bahwa dalam kegiatan tersebut, mahasiswa mempelajari cara membungkus lemper dan klepon dengan daun pisang, menghias tampah berisi jajanan pasar, dan memahami filosofi kearifan lokal dalam makanan tradisional Indonesia.
“Dari belajar membungkus lemper dan klepon, peserta dapat memahami pentingnya penggunaan bahan alami dan keberlanjutan budaya kuliner, serta melatih ketelitian dan presisi tangan,” jelas Aniendya.
Sementara itu, pada Senin, (28/7/2025) nanti peserta juga diajak mengikuti Eco Wayang Workshop, yaitu membuat wayang dari janur (daun kelapa).
Dengan semangat merayakan perbedaan, ASP 2025 menjadi panggung kecil bagi lahirnya pemahaman bahwa keberagaman bukan halangan, melainkan kekayaan yang perlu dirayakan bersama. (*)