SURABAYA, IDEA JATIM — Pemandangan megah tersaji di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Minggu (17/8/2025), usai upacara HUT ke-80 Republik Indonesia. Sebanyak 10.868 pelajar SMA, SMK, dan SLB se-Jawa Timur membentangkan bendera Merah Putih raksasa sepanjang 14,9 kilometer.
Bentangan memecahkan rekor nasional dan tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai bendera Merah Putih terpanjang yang dijahit dan dibentangkan oleh pelajar terbanyak di tanah air.
Raih Dua Rekor Sekaligus
-Advertisement-.
Senior Manager MURI, Triyono, menyerahkan piagam penghargaan secara simbolis kepada Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, seusai upacara kemerdekaan. Menurutnya, capaian Jatim bukan sekadar rekor biasa, melainkan bukti nyata semangat kebangsaan generasi muda.
“Dengan bangga, MURI menyerahkan piagam penghargaan bukan rekor Indonesia tapi rekor dunia,” ujar Triyono, Minggu (17/8/2024).
MURI mencatat dua rekor sekaligus, yakni:
- Penjahitan bendera merah putih terpanjang sepanjang 14,9 km oleh 800 sekolah.
- Pembentangan bendera merah putih terbanyak, yakni melibatkan 10.868 pelajar.
“Bung Karno pernah mengatakan, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Hari ini pelajar Jatim membuktikan tidak hanya dengan kata-kata, tapi dengan tindakan, yakni menjahit dan membentangkan kain Merah Putih sebagai tanda cinta tanah air,” imbuh Triyono.
Antusiasme Melampaui Target
Awalnya, panjang bendera ditargetkan hanya 8 km. Namun, antusiasme guru dan siswa membuat capaian tersebut jauh terlampaui. Pengerjaan bendera dilakukan sejak awal Agustus dan berakhir pada 14 Agustus 2025.
Proses penjahitan dikerjakan di banyak sekolah, bukan di penjahit profesional. Tercatat ada 23 SMA, 78 SMK, dan 50 SLB yang terlibat, dengan partisipasi 5.862 siswa dan 1.314 guru.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bahkan sempat meninjau proses jahit bendera di SMKN 8 Surabaya, 13 Agustus lalu, dan ikut serta menjahit bersama siswa-guru.
“Saya melihat sendiri bagaimana siswa-siswa kita begitu semangat. Mereka tidak hanya belajar teori tentang cinta tanah air, tapi membuktikannya dengan karya nyata,” ungkap Khofifah.
Lebih Bermakna karena Dikerjakan Siswa
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, menegaskan bahwa capaian ini lebih istimewa dibanding rekor sebelumnya yang dicetak Papua Barat pada 2024 dengan panjang 12,77 km.
“Penjahitan bendera ini terasa lebih bermakna karena dikerjakan langsung oleh para murid, bukan lewat jasa penjahit. Jadi ada nilai gotong royong, kerja keras, dan rasa cinta tanah air yang tertanam di dalamnya.” terang Aries.
Menurutnya, rekor kali yang diraih oleh Jawa Timur bukan hanya soal panjang kain, melainkan juga pembuktian bagi generasi muda yang kerap diremehkan dan dianggap tidak cinta tanah air.
“Banyak yang mengatakan bahwa Gen Z dan Alpha itu kurang peduli terhadap negaranya. Tapi ternyata, dibuktikan oleh pelajar Jatim,” tukas Aries.
Dengan capaian tersebut, Jawa Timur tidak hanya memecahkan rekor dunia, tetapi juga menghadirkan pesan kuat bahwa semangat gotong royong dan nasionalisme tetap menyala di kalangan generasi muda. (*)