Jelang Lawan Lebanon, Kluivert Andalkan Skema Baru dan Tinggalkan Warisan Shin Tae-yong

SURABAYA, IDEA JATIM – Timnas Indonesia akan kembali turun gelanggang malam ini pukul 20.30 WIB menghadapi Lebanon dalam laga FIFA <>Matchday di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Senin (8/9/2025). 

Laga tersebut menjadi ujian penting bagi racikan strategi anyar Patrick Kluivert yang secara terang-terangan sudah meninggalkan “warisan” skema Shin Tae-yong.

Kemenangan telak 6-0 atas Taiwan pekan lalu menjadi titik balik. Untuk pertama kalinya sejak menukangi Garuda, Kluivert berani meninggalkan pola tiga bek ala Shin dan membangun identitas sendiri. 

Ia menerapkan formasi 4-2-3-1 ketika menyerang yang bisa bergeser menjadi 4-4-2 saat bertahan. Filosofi yang diusung adalah total football, dengan penguasaan bola dan dominasi penuh di lapangan.

“Gaya bermain inilah yang saya inginkan sejak awal. Melawan Lebanon, kami tidak akan mengubah sistem ini. Yang terpenting adalah menyempurnakan dan menjaga kepercayaan diri,” tegas Kluivert, Senin (8/9/2025).

Dalam uji coba kontra Taiwan, duet Rizky Ridho–Jordi Amat menjaga jantung pertahanan, diapit Yakob Sayuri dan Shayne Pattynama yang agresif dari sayap. Marc Klok dan Nathan Tjoe-A-On mengisi sektor pivot, dengan Klok bahkan menyumbang dua gol lewat bola mati. 

Di depan, Sananta tampil sebagai ujung tombak, disokong Egy Maulana, Beckham Putra, dan Eliano Reijnders yang dipasang mengejutkan sebagai gelandang serang nomor 10. Eksperimen itu berjalan manis, menghasilkan enam gol.

Malam ini, atmosfer diyakini lebih ketat. Lebanon, yang menempati peringkat 112 FIFA, jelas bukan lawan mudah. Namun, Kluivert menegaskan sistem yang sama akan kembali dipakai. Hanya saja, ia memberi sinyal adanya rotasi pemain. 

Nama-nama seperti Jay Idzes, Kevin Diks, Calvin Verdonk, hingga Ragnar Oratmangoen berpeluang tampil setelah hanya jadi penonton melawan Taiwan. Kehadiran mereka diharapkan memperkuat eksekusi sistem baru ini.

Baca Juga:  Tim Futsal Casper Jombang Incar Gelar di Dua Turnamen, Fokus Jaga Konsistensi

“Para pemain semakin nyambung dengan gaya bermain ini. Masih banyak yang perlu diperbaiki, tapi ini baru permulaan,” jelas Kluivert. 

“Saya ingin sistem ini menjadi pondasi jangka panjang, bukan hanya untuk timnas, melainkan juga bisa menginspirasi tim-tim Indonesia lainnya,” tandas mantan pemain Barcelona di awal tahun 2000-an itu. (*)