IDEA JATIM, MALANG – Kolaborasi antara komunitas lokal Pelangi Sastra Malang serta Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) sukseskan program Manajemen Talenta Nasional (MTN) Seni Budaya dari Kementerian Kebudayaan RI.
Sebanyak, 2.000 talenta muda dari berbagai sekolah dan universitas di Malang Raya hadir di Gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya, meriahkan acara puncak MTN Ikon Inspirasi. Rabu, (24/9).
Kegiatan ini bertujuan untuk menjaring, membina, dan memetakan bibit-bibit sastrawan masa depan yang siap bersaing di panggung global.


Program yang mengusung tema ‘Dari Kata, Untuk Kita’ tersebut dirancang sebagai sebuah sistem pembinaan berjenjang yang berkelanjutan, bukan sekadar acara seremonial. Tujuannya untuk memastikan regenerasi sastrawan Indonesia berjalan sistematis dan terukur.
“MTN bukan sekadar program, tapi sistem berjenjang untuk memastikan talenta Indonesia siap menembus pasar global,” tegas Menteri Kebudayaan, Fadil Zon, dalam pernyataan resminya.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan dan Pembinaan Kebudayaan, Judi Wahyudin, S.S., M.Hum., dalam sambutanya menyampaikan bahwa pemilihan Malang sebagai lokasi acara bukanlah sebuah kebetulan. Menurutnya, Kota Malang ini memiliki ekosistem yang ideal untuk pembibitan talenta.
“Malang dikenal sebagai kota pendidikan dan budaya: kampus-kampusnya aktif, komunitas sastra tumbuh subur, dan ruang-ruang baca serta penerbit independen memberikan kesempatan bagi penulis muda bereksperimen. Ini adalah pengakuan atas peran strategis Malang dalam merawat talenta sastra,” ujar Judi Wahyudin
Ia menambahkan bahwa program MTN hadir sebagai peta jalan untuk menjawab tantangan nyata di dunia sastra Indonesia, seperti akses penerbitan yang belum merata, keterbatasan terjemahan, hingga kesulitan distribusi di luar kota besar.
Ia berharap, melalui MTN, talenta yang terjaring akan mendapatkan pembinaan intensif mulai dari kelas teknis, residensi, hingga akses pasar dan festival internasional.
“Dari ribuan bibit yang terjaring, sebagian akan menapaki jenjang potensial hingga unggul, yang kelak kita dukung tampil di forum-forum internasional seperti Ubud Writers & Readers Festival, Jakarta International Literary Festival, hingga Sharjah International Book Fair,” tambahnya.
Ketua Pelaksana MTN Seni Budaya Lokus Malang, Denny Misharudin, menjelaskan bahwa program ini terbagi menjadi dua kegiatan utama yang saling melengkapi. Pertama, MTN Asah Bakat pada 15 dan 23 September 2025.
Fase ini merupakan sesi pembibitan intensif melalui kelas penulisan spesifik yang digelar di FIB Universitas Brawijaya. Sebanyak 200 peserta terseleksi terdiri dari 80 persen talenta di bawah 25 tahun dan 20 persen di bawah 35 tahun mendapatkan pelatihan langsung dari para sastrawan.
Kelas Cerpen dibimbing oleh Sasti Gotama, peraih penghargaan sastra Khatulistiwa tahun 2025. Kelas Novel diisi oleh novelis ternama, Yusi Avianto Pareanom. Kelas puisi menghadirkan penyair Yohan Fikri.
“Ini adalah tahap pemetaan. Data para peserta akan kami serahkan ke tim MTN pusat untuk dibina lebih lanjut. Potensi yang paling kuat, misalnya novel, akan kami ajukan untuk dibuatkan master class di tahun berikutnya,” jelas Denny.
Menjadi puncak acara MTN Ikon Inspirasi pada, Rabu, (24/9) kemarin menghadirkan dua ikon sastra Indonesia, yakni Dee Lestari dan Valiant Budi Yogi.
Acara ini bertujuan memberikan suntikan motivasi dan wawasan profesional kepada 2.000 calon penulis dari kalangan pelajar SMA, mahasiswa, dan komunitas umum di Malang Raya.
“Kami menghadirkan Dee Lestari dan Valiant Budi karena rekam jejak mereka mampu memberikan inspirasi mendalam. Harapannya, para peserta tergugah untuk masuk ke dunia penulisan secara serius,” ungkap Denny.
Denny Misharudin, yang juga aktif di komunitas Pelangi Sastra Malang, menegaskan bahwa ekosistem literasi di Malang Raya sangat subur. Banyaknya komunitas yang rutin berdiskusi dan membaca buku menjadi modal sosial yang kuat.
Menurutnya, era digital dan kehadiran AI tidak menyurutkan minat terhadap sastra, justru menjadi tantangan untuk bersanding dengan teknologi.
“Program MTN tidak berhenti setelah lokakarya selesai. Data talenta yang terjaring akan masuk ke dalam basis data nasional. Mereka yang menunjukkan potensi luar biasa akan diproyeksikan untuk mengikuti jenjang selanjutnya seperti MTN Lab (master class) dan MTN Presentasi, hingga karyanya didukung untuk diterjemahkan dan dipasarkan secara internasional,” pungkasnya. (***).