{“@context”: “https:\/\/schema.org”, “@type”: “VideoObject”, “name”: “Metro.co.uk”, “duration”: “T34S”, “thumbnailUrl” :”https:\/\/i.dailymail .co.uk\/1s\/2025\/01\/03\/10\/93705891-0-image-a-68_1735901789640.jpg”,”uploadDate”:”03-01-2025T10:55:48+0000 “,”description”:”Pudding kehilangan kesembilan anggota keluarganya dalam kecelakaan Jeju Air baru-baru ini. telah diselamatkan oleh kelompok hak asasi hewan, Care, yang berupaya mencarikan hewan baru untuknya. rumah.”,”contentUrl”:”https:\/\/videos.metro.co.uk\/video\/met\/2025\/01\/03\/1016142444480411694\/480x270_MP4_1016142444480411694.mp4″,”tinggi” :480,”lebar”:270}
Untuk melihat video ini, aktifkan JavaScript dan pertimbangkan untuk meningkatkan versi ke browser web yang mendukung video HTML5.
-Advertisement-.
Seekor anjing bernama Pudding dengan setia menunggu keluarganya, tidak menyadari bahwa mereka tidak akan pernah kembali ke rumah setelah terbunuh dalam bencana udara terburuk di Korea Selatan.
Di antara 179 korban bencana Jeju Air Penerbangan 112 pada hari Minggu terdapat sembilan anggota keluarga.
Mereka tewas dalam bola api ketika pesawat yang dituju menabrak tembok di Bandara Internasional Muan, sehingga hanya menyisakan dua awak kabin yang selamat.
Pudding ditinggalkan sendirian di sebuah desa di Kabupaten Yeonggwang setelah pemiliknya yang berusia 79 tahun tidak pulang dari perjalanan ke Thailand.
Istrinya, dua putrinya, menantu laki-lakinya, cucu perempuannya yang berusia enam tahun, dan tiga cucunya juga tewas dalam kecelakaan itu.
Keluarga tersebut melakukan perjalanan ke Bangkok, ibu kota Thailand, untuk memperingati ulang tahun ke-80 pemilik Puding tersebut.

Anjing tersebut terlihat berkeliaran sendirian antara rumah keluarga dan pusat desa setelah tragedi tersebut, menambah kesedihan kolektif warga.
Dia melihat mobil dan bus yang lewat, tampak mencari keluarganya, kata kelompok hak asasi hewan Korea Selatan Care dalam sebuah postingan di Instagram.
Sebuah postingan Instagram berbunyi: “Bertemu Pudding yang sedang duduk di tangga di luar pesta jalan menunggu dengan tidak sabar.
Sebuah video yang dibagikan oleh organisasi tersebut menunjukkan mata anjing itu berkabut karena kebingungan dan kesedihan.
Mengetahui bahwa keluarga tersebut telah terbunuh dalam bencana tersebut, penduduk desa memberi makan hewan tersebut sebagai bentuk simpati sampai Care turun tangan dan menyelamatkannya.
“Kami memutuskan bahwa Pudding berbahaya jika berjalan di sekitar desa tanpa penjaga,” tambah Care.
Hewan tersebut kini dirawat oleh kelompok sambil menunggu menemukan keluarga yang cocok untuk merumahkannya kembali.
Kesetiaan Pudding kepada keluarganya sebanding dengan Hachiko yang legendaris, anjing Akita dari Jepang yang setiap hari menunggu di stasiun kereta hingga almarhum pemiliknya kembali.
Hubungi tim berita kami dengan mengirim email kepada kami di webnews@metro.co.uk.
Untuk lebih banyak cerita seperti ini, lihat halaman berita kami.