MALANG, IDEA JATIM — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang mengajukan integrasi 400 guru honorer atau guru tidak tetap (GTT) ke dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Langkah ini diambil sebagai upaya pengakuan administratif terhadap pendidik non-aparatur sipil negara (non-ASN) yang belum tercatat dalam sistem nasional.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Suwadji mengatakan, permohonan telah disampaikan secara resmi ke sejumlah instansi terkait.
-Advertisement-.
“Kami sudah mengajukan permohonan resmi ke Kementerian Pendidikan, BKN, Kementerian PAN-RB, serta Bupati. Ada sekitar 400 tenaga pendidik yang belum masuk Dapodik, dan itu sedang dalam proses,” ujar Suwadji, Rabu (30/7/2025).
Dia menjelaskan, pendataan GTT hanya berlaku bagi guru yang telah aktif mengajar sebelum moratorium pengangkatan pada 2021. Guru yang mulai bertugas setelah tahun tersebut wajib melalui mekanisme validasi dan verifikasi khusus.
“Guru-guru yang baru mulai mengajar setelah tahun tersebut perlu melalui mekanisme validasi dan pendataan khusus, termasuk verifikasi dari BKPSDM,” jelasnya.
Menurut Suwadji, sebagian besar guru yang memenuhi kriteria dan telah mengantongi surat keterangan dari kepala dinas sebelumnya sudah tercatat dalam Dapodik. Namun, masih ada ratusan guru lain yang belum memperoleh pengakuan resmi secara nasional.
“Belum terintegrasinya 400 guru tersebut, banyak di antaranya yang belum dapat mengakses hak-hak kesejahteraan sebagai tenaga pendidik,” tambahnya.
Di Kecamatan Lawang, pendataan disebut sudah berjalan maksimal. Ketua Koordinator Wilayah (Korwil) Pendidikan Kecamatan Lawang, Edi Kurniawan, menyatakan sebagian besar guru di wilayahnya telah berstatus ASN.
“Di Kabupaten Malang itu, khususnya Lawang, hampir semuanya sudah ASN. Hanya beberapa saja yang belum masuk Dapodik, bisa dihitung dengan jari, mungkin sekitar 10-an,” ujarnya, Kamis (31/7/2025).
Edi juga menekankan pentingnya kesiapan mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) prajabatan bagi para GTT.
“Harapan saya, yang belum ikut PPG prajab untuk segera mengikuti. Kuatirnya nanti, perekrutan tahun depan diprioritaskan yang sudah ikut PPG. Mungkin itu yang menjadi peluang besar untuk menjadi ASN,” tutupnya. (*)