Bukan Hanya Mengaji, Pesantren di Kabupaten Malang Bersiap Hadapi Dunia Industri

MALANG, IDEA JATIM – Kabupaten Malang tak sekadar dikenal sebagai daerah agraris dan pariwisata. Dari sisi pendidikan berbasis nilai-nilai keislaman, wilayah ini juga menyimpan potensi besar.

Diketahui terdapat lebih dari 727 pondok pesantren yang tersebar di 33 kecamatan, menjadikannya sebagai salah satu kabupaten dengan sebaran pesantren terbanyak di Jawa Timur (BPS Kabupaten Malang, 2020).

Potensi besar itu pula yang mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Wakil Bupati Malang, Dra. Hj. Lathifah Shohib, menghadiri Konferensi Internasional Transformasi Pesantren (ICTP) yang berlangsung di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, pada 24–26 Juni 2025. 

-Advertisement-.


Konferensi ini mengusung tema “Pesantren Berkelas Menuju Indonesia Emas: Menyatukan Tradisi, Inovasi, dan Kemandirian”.

“Pondok pesantren adalah gerakan pendidikan yang telah eksis jauh sebelum kemerdekaan. Bahkan, sebagaimana disampaikan Menteri Agama dan Menteri Pendidikan Dasar Menengah, pesantren justru sudah lebih awal bertransformasi dibanding institusi pendidikan lainnya,” ujar Wabup Malang dalam salah satu sesi dialog, Rabu (25/6/2025).

Wabup Lathifah berharap, forum ICTP dapat merumuskan langkah-langkah konkret dalam menyelaraskan sistem pendidikan pesantren dengan tuntutan zaman, termasuk pendekatan terhadap teknologi, manajemen kelembagaan, dan jejaring dengan dunia usaha.

“Dengan jumlah pesantren yang besar di Kabupaten Malang, hasil konferensi ini sangat relevan. Semoga bisa menjadi pemicu semangat baru bagi pesantren di daerah untuk terus berkembang,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, Menteri Pendidikan Dasar Menengah RI H. Abdul Mu’ti juga menaruh perhatian terhadap dinamika pendidikan di Kabupaten Malang. 

Ia bahkan berkomitmen menugaskan staf khusus kementerian untuk menjalin komunikasi intensif dengan Wakil Bupati Malang.

Menurutnya, Kabupaten Malang punya kepala daerah dari latar belakang guru. Ia meyakini pendidikan dasar dan menengah di sana akan berkembang pesat.

ICTP 2025 diikuti oleh 300 perwakilan pesantren dari berbagai wilayah Indonesia dan menghadirkan akademisi, praktisi industri, serta pemangku kebijakan pendidikan dari dalam dan luar negeri.

Pada hari kedua, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi dan Saint Teknologi Prof. Stella Cristie, yang turut berdiskusi dengan Wabup Malang, menekankan pentingnya membangun pola pikir kritis dan berorientasi proses dalam sistem pendidikan pesantren.

“Bukan hanya soal konten ajar atau teknologi, tetapi membentuk sumber daya manusia yang punya cara berpikir berproses dan adaptif terhadap perubahan global,” kata Stella.

Ia juga mengundang Pemerintah Kabupaten Malang untuk berdiskusi lebih lanjut terkait roadmap transformasi pesantren, demi mewujudkan generasi muda yang siap menyongsong Indonesia Emas. (*)

-Advertisement-.

IDJ