Ekskul Mobile Legends di Surabaya, Emil Dardak: Harus Ada Kurikulum Jelas dan Pembinaan Serius

Surabaya,IDEA JATIM—Rencana Dinas Pendidikan Kota Surabaya yang akan memasukkan Mobile Legends sebagai kegiatan ekstrakurikuler di SMP pada tahun ajaran 2025/2026 menuai respons dari Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak. Dia menilai, langkah tersebut bisa menjadi peluang positif, asalkan dilakukan secara terarah dan terstruktur.

“Jangan sampai kegiatan ini hanya menjadi ajang ‘mabar’ (main bareng) tanpa arah. Harus ada kurikulum ekstrakurikuler yang jelas, didukung oleh pelatih profesional dan supervisi yang baik. Tujuannya adalah membina bakat, bukan sekadar hiburan,” kata Emil dikutip dari Beritasatu.com, Ahad (25/5/2025).

-Advertisement-.


Emil menegaskan bahwa kebijakan tersebut sepenuhnya menjadi wewenang Pemerintah Kota Surabaya, karena pendidikan tingkat SMP dikelola oleh pemerintah kabupaten/kota. Meskipun demikian, ia mendukung jika program ini mampu memberikan dampak positif bagi siswa.

“Ekstrakurikuler adalah wadah penyaluran bakat dan minat siswa di luar kurikulum inti. Esports, dalam hal ini Mobile Legends, telah diakui sebagai cabang olahraga oleh KONI dan dibina oleh Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI). Maka sangat rasional jika diakomodasi sebagai kegiatan ekstrakurikuler,” ujar Emil Dardak.

Ia mengingatkan agar pelaksanaan ekskul tersebut tidak dijalankan secara sembarangan. Menurutnya, perlu ada percontohan yang dijalankan terlebih dahulu untuk mengukur efektivitas dan dampaknya terhadap peserta didik.

Selain itu, Emil mendorong adanya kolaborasi dengan sejumlah pihak yang memiliki kapasitas dalam pengembangan esports, termasuk Moonton Games sebagai pengembang Mobile Legends, serta PBESI sebagai badan resmi pembina cabang olahraga ini.

“Kalau dibina secara benar, anak-anak bisa belajar banyak hal. Mulai dari sportivitas, manajemen waktu, bahkan kepemimpinan dalam tim. Namun, tetap harus ada keterlibatan orang tua. Perlu komunikasi terbuka antara sekolah dan keluarga agar perkembangan anak dapat dipantau dengan baik, termasuk dampaknya terhadap prestasi akademik,” paparnya.

Walau tidak berada dalam lingkup tanggung jawab langsung Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Emil membuka ruang untuk pengembangan lebih luas jika hasil pelaksanaan program di Surabaya menunjukkan hasil yang membangun.

“Kalau hasil evaluasi menunjukkan manfaat yang signifikan, tidak menutup kemungkinan ini diperluas ke tingkat provinsi. Kami juga terus menjalin koordinasi dengan kementerian terkait untuk mendapatkan dukungan dan masukan yang konstruktif,” jelas Emil.

Dalam kesempatan yang sama, Emil menyoroti pentingnya penguasaan teknologi lain yang relevan dengan masa depan, seperti kecerdasan buatan dan pemrograman komputer. Ia menyebut tren digitalisasi ini telah mulai direspons oleh banyak sekolah di Jawa Timur.

“Sudah banyak sekolah di Jawa Timur yang mulai mengintegrasikan pelajaran coding dan AI. Ini penting untuk membentuk pola pikir logis, kritis, dan terstruktur sejak dini,” kata Emil Dardak. (**)

-Advertisement-.

IDJ