SURABAYA, IDEA JATIM – Sebagai kota yang dikenal dengan semangat inovasi dan edukasinya, Surabaya terus mengukuhkan diri sebagai pusat pembelajaran berbasis masyarakat.Â
Hal ini tampak dalam kegiatan kolaborasi mahasiswa lintas negara melalui Program Freshmore Asian Cross-curricular Trips (FACT), yang melibatkan 64 mahasiswa dari Singapore University of Technology and Design (SUTD) dan Petra Christian University (PCU).
-Advertisement-.
Pada hari terakhir program, Jumat (17/1/2025), para peserta mempresentasikan hasil proyek mereka di Rumah Padat Karya (RPK), Gunung Anyar, Surabaya. Proyek ini merupakan solusi berbasis teknologi yang dirancang untuk memberdayakan masyarakat lokal, khususnya para pelaku UMKM.
“Dalam kelompok yang beragam secara budaya, mahasiswa dilatih untuk bekerja sama dalam tim internasional, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, serta berkontribusi secara positif bagi masyarakat,” ujar Vido Iskandar, PIC dari School of Business and Management (SBM) PCU, Jumat (17/1/2025).
Vido memaparkan, bahwa fokus program ini adalah untuk mendukung inisiatif pemberdayaan masyarakat yang diinisiasi Pemkot Surabaya melalui RPK.Â
“RPK ini merupakan program pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran. Oleh karena itu, kami berharap proyek mahasiswa ini dapat membantu pemerintah setempat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Vido.
Dalam proyek ini, 10 kelompok mahasiswa lintas budaya berkolaborasi untuk menciptakan solusi yang inovatif. Salah satu kelompok, misalnya, mempresentasikan prototipe aplikasi pemasaran digital untuk membantu pelaku UMKM menjangkau pasar yang lebih luas.
Sementara itu, Lily Puspa Dewi, dosen Informatics dan PIC kegiatan menjelaskan bahwa program yang sudah berlangsung sejak 13 Januari 2025 itu juga bermanfaat untuk mengintegrasikan pengetahuan akademik dan pengalaman lapangan, di mana mahasiswa dari SUTD dan PCU terjun langsung ke masyarakat.Â
“Setelah melakukan social visit di Gunung Anyar, mereka mengembangkan sebuah website atau aplikasi sebagai solusi atas permasalahan sosial yang ditemukan,” jelas Lily.
Demi memaksimalkan hasil, para mahasiswa didampingi oleh dosen dari PCU yang memberikan materi tentang teknologi, seperti machine learning dan data visualization.Â
“Kami ingin mahasiswa tidak hanya memahami permasalahan masyarakat, tetapi juga mampu menerapkan teknologi modern untuk memberikan solusi konkret,” tambah Lily.
Program FACT ini sejalan dengan tujuan pendidikan global yang berkelanjutan. Para mahasiswa tidak hanya dilatih untuk berpikir kritis, tetapi juga diberi ruang untuk merasakan langsung dampak dari proyek yang mereka kembangkan.
“Melalui program ini, mahasiswa belajar bahwa teknologi tidak hanya untuk inovasi, tetapi juga untuk membantu masyarakat mencapai kemandirian ekonomi,” ujar Lily.
Dengan berakhirnya program ini, baik mahasiswa maupun masyarakat lokal di Gunung Anyar mendapat manfaat dari interaksi yang terjalin. (*)