SURABAYA, IDEA JATIM—Jalanan Kota Pahlawan kembali padat sejak pagi pada Senin, (14/7/2025). Deretan kendaraan melambat di depan sekolah-sekolah, diiringi langkah kecil siswa baru yang menggenggam tangan orang tua mereka dengan riang dan semangat.
Hari pertama masuk sekolah tahun ajaran 2025/2026 pun dimulai, hari itu disambut antusias oleh para siswa dan orang tua di berbagai sekolah dasar di Surabaya.
Di SD Negeri Kaliasin I Surabaya misalnya, pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) berlangsung meriah dan edukatif dengan mengusung tema makan sehat dan bergizi.
Kegiatan dimulai sejak pukul 07.00 WIB di lapangan sekolah dan dilanjutkan pengenalan kelas bersama orang tua siswa. Hari pertama itu menjadi momen penting bagi anak-anak untuk mengenal lingkungan baru sekaligus menyesuaikan diri dari suasana taman kanak-kanak ke jenjang sekolah dasar.
Tema “Isi Piringku”, Ajak Anak Mengenal Pola Makan Bergizi
MPLS di SDN Kaliasin I tahun ini mengangkat tema “Isi Piringku”, sebagai perwujudan dari salah satu poin dalam gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7KAIH) yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Poin yang diambil adalah kebiasaan makan sehat dan bergizi.
“Kita pilih yang makan sehat dan bergizi karena itu sangat penting. Anak-anak perlu tahu sejak dini pentingnya makanan bergizi. Karena ini hari pertama, orang tua yang ikut hadir juga bisa sekalian mendapat edukasi,” ucap Kepala SDN Kaliasin I Surabaya, Sastro, Senin (14/7/2025).
Sebagai bagian dari pendekatan tematik, para guru dan siswa kelas atas mengenakan kostum menyerupai buah, sayur, lauk pauk, dan makanan pokok. Ada yang tampil sebagai apel, brokoli, ayam, hingga petani dan nelayan yang menggambarkan sumber bahan makanan.
“Dengan begitu, anak-anak tidak hanya tahu makanan sehat itu apa, tapi juga dari mana asalnya. Ada yang pakai kostum sapi, ayam, ikan, biar anak-anak tertarik belajar,” sambung kepsek yang kenakan baju koki itu.
Kegiatan Edukatif yang Bersahabat
Kegiatan MPLS juga dirancang untuk membuat transisi dari TK ke SD terasa menyenangkan dan tidak menakutkan. Ada sesi pengenalan guru, penyambutan dengan tari-tarian dan drama, serta prosesi penyerahan simbolis dari orang tua ke sekolah.
“Dulu kan banyak anak yang menangis, sampai ngumpet di kamar mandi karena takut sekolah. Sekarang, kami buat suasananya senyaman mungkin dulu. Kalau anak sudah senang, psikologisnya siap untuk belajar,” ujar Sastro.
Orang tua pun diberi kebebasan untuk mendampingi anak selama MPLS, termasuk membolehkan anak memakai seragam TK selama minggu pertama.
Apresiasi Peran Ayah di Hari Pertama Sekolah
SDN Kaliasin I juga mengapresiasi peran ayah dalam mengantar anak ke sekolah di hari pertama, sejalan dengan imbauan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melalui Surat Edaran Nomor 7 Tahun 2025 tentang Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah.
“Kami sempat foto bersama ayah yang hadir. Ini bentuk penghargaan, karena ayah itu kan sering sibuk kerja, jarang sempat menemani. Kehadiran mereka di hari pertama sekolah sangat berarti bagi anak,” jelas Sastro.
Salah satu orang tua yang hadir, Dimas Ramiswara, ayah dari Mikaila Cynthia Najita mengaku terkesan dengan pelaksanaan MPLS di SDN Kaliasin I Surabaya yang anaknya ikuti tahun ini.
“Saya tadi nganter dan terkesan sih. Lihat guru-gurunya, kakak kelasnya pakai kostum buah-buahan itu lucu. Jadi anak nggak canggung, malah berani. Beda jauh sama zaman saya dulu yang kesannya serem,” ucap Dimas saat ditemui saat jam istirahat.
Ia juga menyambut baik adanya ajakan agar ayah turut mengantar anak di hari pertama sekolah. Baginya, segala kegiatan bisa ditunda dulu jika itu demi kepentingan sang anak.
“Kalau untuk anak, saya enggak merasa terganggu. Justru ini penting, supaya anak merasa didampingi sejak awal,” tambahnya
Sebagai wali murid, Dimas berharap kegiatan MPLS yang masih akan berlangsung selama satu minggu kedepan bisa membuat anaknya akrab dengan siswa lainnya, dan yang paling penting baginya adalah mengurangi potensi tandak perundungan.
“Harapannya ke depan sekolah makin ramah dan yang paling penting itu bebas dari bullying,” tukasnya. (*)