SAMPANG, IDEA JATIM – Kondisi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pangongsean 1, Kecamatan Torjun sangat memprihatinkan. Pasalnya, hampir semua ruang kelas kondisinya rusak dan tidak layak ditempati.
Padahal, sekolah tersebut berada tepat di pinggiran kota dan letaknya di samping jalan raya. Bahkan karena kondisi itu, siswa kelas 2B harus terpaksa belajar di tempat parkir.
-Advertisement-.
Area parkir yang dijadikan tempat belajar siswa itu, luasnya kurang lebih hanya empat meter per segi. Dengan dinding yang terbuat dari tripleks. Padahal, jumlah siswa kelas 2 sebanyak 13 anak.
“Saya tidak betah belajar di sini. Kalau hujan bocor. Saya ingin segera diperbaiki dan bisa kembali belajar di dalam kelas,” ucap Siva, siswi kelas 2B SDN Pangongseyan 1, Kamis (16/1/2025).
Guru kelas 2B SDN Pangongseyan 1, Ahmad Zainullah mengatakan, kegiatan belajar mengajar (KBM) di area parkir telah berjalan selama satu pekan. Sebab, ruang kelas sudah mau roboh dan terpaksa berbagi kelas.
“Dan saya memilih area parkir ini,” jawabnya kepada Suarajatimpost, Kamis (16/1/2025).
Zainullah menyebut, siswa terpaksa mengikuti pelajaran di area parkir meskipun mereka merasa tidak nyaman. Karena para siswa tidak ingin ketinggalan pelajaran.Â
“Ada wali murid yang mengeluh. Tapi kami beri pengertian, dan akhirnya mereka bisa menerima,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala SDN Pangongseyan 1, Maskur Taufiq mengatakan, kondisi lembaganya sudah dilaporkan ke Dinas Pendidikan dan sudah ada respons positif.
Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang disebut telah berjanji untuk memprioritaskan pembangunan ruang kelas SDN Pangongseyan 1.
 “Tapi kami masih belum tahu kapan waktunya,” ucapnya, Kamis (16/01/2025.
Maskur menerangkan, kerusakan itu sudah dilaporkan sejak dua tahun lalu. Bahkan pernah dilakukan survei oleh Kementerian PUPR. Namun, hingga saat ini belum ada tindak lanjut.
“Mungkin masih ada sekolah yang lain yang lebih parah,” tuturnya.
Dia menegaskan, KBM di area parkir menjadi alternatif terakhir karena ruang kelas tidak memungkinkan. Sempat dipaksakan. Namun akhirnya pindah, demi keselamatan siswa.
“Ada empat ruangan yang rusak parah. Tapi kalau dilihat, hampir semua ruangan di sekolah kami tidak layak ditempati,” pungkasnya. (*)