Sang pemain, Ivan Tony, memberi tahu teman-teman terdekatnya di pesta perpisahannya bahwa ia akan menanggung semua biaya perjalanan mereka ke Arab Saudi setelah transfernya, dengan jumlah besar, ke Klub Al-Ahly.
Menurut Daily Mail, Tony telah menjadi salah satu pemain Inggris dengan bayaran tertinggi dalam sejarah sepak bola, dengan sang striker kini berpenghasilan sekitar £400.000 per minggu.
Klub Saudi Al-Ahly membayar £40 juta kepada Brentford untuk mengontrak pemain berusia 28 tahun itu, meskipun ada minat dari klub Liga Premier dan Eropa, seperti Chelsea.
Gaji mingguan baru Tony jauh lebih tinggi dibandingkan pemain Inggris lainnya, termasuk gelandang Real Madrid Jude Bellingham dan bintang Arsenal Bukayo Saka.
Tony diyakini berpenghasilan kurang dari £50.000 seminggu di Brentford – sekarang mendapat £400.000 seminggu – dan mengatakan kepada teman dekatnya: “Perjalanan ini saya tanggung!”
“Sederhana saja, yang jelas saya ingin hadir,” kata Tony dalam acara tertutup.
“Kau tahu sayang. Kalian semua diundang karena alasan kalian masing-masing. Kita punya beberapa kenangan indah, dan aku yakin kita punya lebih banyak kenangan di belakang kita.”
“Kalian mungkin sedikit lebih tua, tapi kalian masih bisa mengatasinya lho, seperti ini. Tapi, ya, kalian semua diterima kapan saja.”
“Perjalanan ini ditanggung olehku. Jangan khawatir, aku bersamamu. Kita akan bersenang-senang.”
Toney telah mencetak 72 gol dalam 141 penampilan untuk Brentford – dan terutama tampil mengesankan selama musim Liga Premier 2022-23 – ketika ia mencetak 20 gol di Liga Premier.
Dia dilarang berjudi selama delapan bulan karena 232 pelanggaran peraturan taruhan Asosiasi Sepak Bola antara Mei 2023 dan Januari 2024.
Tony telah membuat enam penampilan internasional untuk Inggris tetapi Paul Merson telah memperingatkannya bahwa dia sekarang mungkin menemukan peluang internasional yang terbatas bersama The Three Lions.
“Tidak ada apa-apa baginya di sini, jadi dia harus menerima kesepakatan ini,” kata Merson tentang kepindahan Tony ke Timur Tengah. “Dia akan kesulitan memasuki Timur Tengah.” [the England squad].'