KBA Kampung Oase Ondomohen Menginspirasi Mahasiswa UKWMS: Menguak Keterkaitan Psikologi dan Lingkungan Hidup

SURABAYA, IDEA JATIM — Ilmu psikologi selama ini sering dipahami sebatas studi tentang perilaku dan proses mental manusia. Namun dalam perkembangannya, psikologi juga memainkan peran penting dalam membangun lingkungan hidup yang sehat dan berkelanjutan. 

Kemampuan untuk memahami motivasi, membentuk perilaku kolektif, hingga menggerakkan perubahan sosial, menjadi kunci dalam mengelola lingkungan berbasis pemberdayaan masyarakat.

Menyadari pentingnya perspektif ini, Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) menggelar kuliah tamu bertema pengelolaan lingkungan berbasis pendekatan psikologis.

-Advertisement-.


Kuliah tamu ini menghadirkan Adi Candra sebagai narasumber utama. Adi adalah pembina sekaligus <>local champion dari Kampung Berseri Astra (KBA) Kampoeng Oase Ondomohen.

Psikologi dalam Pengelolaan Lingkungan

Adi menjelaskan, semua disiplin ilmu—termasuk psikologi—pada akhirnya akan bermuara pada satu tujuan. Yaitu memberikan kemanfaatan bagi masyarakat.

Menurutnya, pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan tidak cukup hanya dengan infrastruktur. Namun harus mengubah perilaku dan cara pandang masyarakat terhadap ruang hidup mereka.

“Kalau di ilmu psikologi, kita belajar karakter masyarakat, karakter manusia, dan bagaimana melakukan intervensi. Kalau ada orang cinta kebersihan tapi hanya mau lihat, tidak mau terlibat, di situ butuh metode untuk memotivasi,” jelasnya, Sabtu (26/4/2025).

Adi mengibaratkan layaknya menawarkan madu. Mengubah kampung kumuh menjadi ruang hijau produktif memerlukan strategi yang mampu menarik partisipasi aktif warga. Bukan sekadar wacana kosong.

Dengan memahami karakteristik masyarakat, kampung yang dulu gersang dan terabaikan pun bisa bertransformasi menjadi model pemberdayaan berbasis komunitas.

Dalam penyampaiannya, Adi sengaja meminimalisir penggunaan materi teks panjang. Dia memilih pendekatan visual dengan gambar dan video, agar lebih mudah dipahami dan menyentuh emosi peserta.

“Saya lebih banyak menampilkan foto dan video daripada narasi ribuan kata. Visual itu lebih mengena dan lebih cepat diterima,” tambahnya.

Membidik Target SDGs melalui Aksi Nyata

Dalam kuliah tamu tersebut, Adi juga menegaskan kontribusi nyata KBA Kampoeng Oase Ondomohen terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Dia menyoroti tiga poin utama.

  1. SDGs 2: <>zero hunger – melalui program urban <>farming di tengah kota, masyarakat diajak untuk mengelola pangan mandiri berbasis komunitas.
  2. SDGs 11: <>sustainable cities and communities – mengubah kampung-kampung menjadi lingkungan yang layak huni dan berkelanjutan.
  3. SDGs 17: <>partnerships for the goals – mendorong kolaborasi lintas sektor untuk mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.

“Kalau mau kota dan permukiman berkelanjutan, kampungnya harus dibenahi dulu. Kota tanpa kampung itu tidak ada. Kampung adalah akar,” tegasnya.

Program di Kampoeng Oase Ondomohen menjadi contoh konkret implementasi SDGs dalam skala lokal. Kemudian dikembangkan melalui kemitraan dengan berbagai pihak. Termasuk perguruan tinggi.

Kolaborasi <>Pentahelix

Bagi Adi, membangun kampung tidak bisa dilakukan seorang diri. Dia mengedepankan konsep <>pentahelix collaboration yang melibatkan lima elemen utama: pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas/praktisi, dan media.

“Sebagus apa pun program—ada satu pihak yang absen—terutama media yang memberitakan, maka hasilnya tidak akan maksimal. Semua elemen ini harus dijahit jadi satu,” kata Adi.

Menurut dia, Kampoeng Oase Suroboyo Group, termasuk KBA Kampoeng Oase Ondomohen, merupakan laboratorium hidup bagi akademisi untuk melakukan riset, pengabdian masyarakat, hingga eksperimen program komunitas.

Dengan demikian, mahasiswa dan juga dosen dapat mengalami langsung bagaimana teori psikologi diterapkan dalam dinamika sosial yang nyata.

Menyambut Praktik Nyata di Kelas

Dessi Christanti, dosen pengampu mata kuliah Psikologi Ekokultural dan Psikologi Intervensi Berbasis Komunitas, menyampaikan apresiasi atas kolaborasi tersebut.

Sebagai pihak yang mengundang Adi Candra, Dessi menilai, pengalaman praktisi menjadi jembatan penting untuk memperkaya pemahaman mahasiswa tentang dunia nyata.

“Kami ingin mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga melihat praktik di lapangan. Kehadiran Pak Adi memberikan gambaran konkret bagaimana psikologi bisa berkontribusi dalam pemberdayaan komunitas dan pengelolaan lingkungan,” ujar Dessi.

Dengan pendekatan berbasis pengalaman, mahasiswa didorong untuk tidak hanya memahami konsep intervensi sosial, tetapi juga menginternalisasikan nilai-nilai pemberdayaan komunitas melalui keterlibatan langsung.

Dia mengungkapkan, pada tahun 2023, dirinya bersama tamu internasional dari Saint Louis College Thailand dan Saint Louis University Philippines sempat berkunjung langsung ke KBA Kampoeng Oase Ondomohen.

“Kami melihat sendiri bagaimana Ondomohen menjadi contoh luar biasa dari komunitas yang berhasil bertransformasi melalui pendekatan berbasis partisipasi masyarakat,” kenang Agnes.

Menurutnya, pengalaman itu memperkuat keyakinan bahwa kerja sama lintas negara dan lintas disiplin diperlukan untuk memperluas dampak positif pemberdayaan komunitas. Kolaborasi semacam ini juga memperkaya perspektif internasional dalam membangun kota yang inklusif dan berkelanjutan.

Inspirasi untuk Membawa Perubahan ke Kampung Sendiri

Yose Maria adalah salah satu mahasiswa yang mengikuti kuliah tamu. Mahasiswa semester 6 Fakultas Psikologi UKWMS ini mengaku mendapatkan banyak inspirasi baru. Terutama tentang bagaimana perubahan lingkungan bisa dimulai dari langkah kecil di tingkat komunitas.

“Saya sangat tertarik dengan konsep <>something to see, something to do, dan <>something to buy yang diterapkan di Kampung Oase. Jadi, kampung itu tidak hanya cantik dilihat, tapi juga ada aktivitas yang bisa diikuti, dan ada produk yang bisa dibeli. Itu membuat warga betul-betul terlibat dan merasa memiliki,” kata Yose.

Lebih jauh, Yose mengaitkan pengalaman kuliah tamu ini dengan latar belakang tempat tinggalnya di kawasan Kebraon, Surabaya. Dia mengungkapkan keinginannya untuk menerapkan prinsip yang sama seperti KBA Kampoeng Oase Ondomohen.

“Saya tinggal di Kebraon. Di sana masih banyak gang yang kosong atau kurang terawat. Setelah mendengar pemaparan Pak Adi, saya jadi ingin mulai membuat proyek kecil berbasis gang. Mungkin dengan kebun mini atau kegiatan komunitas sederhana,” tukasnya.

Kegiatan kuliah tamu ini membuktikan bahwa psikologi memiliki peran besar dalam membangun komunitas dan mengelola lingkungan secara berkelanjutan.

Melalui kolaborasi, pendekatan budaya lokal, dan pemberdayaan warga, nilai-nilai keberlanjutan bisa diterjemahkan ke dalam aksi nyata, sekaligus menginspirasi generasi muda untuk membawa perubahan di komunitasnya masing-masing. (*)

-Advertisement-.

IDJ