MOJOKERTO, IDEA JATIM – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Mojokerto menggelar rapat koordinasi dan evaluasi pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur ke-IX dan pembubaran kontingen di Aula Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) setempat, Sabtu (26/7/2025).Â
Ada beberapa hal yang masuk dalam bahasan evaluasi, prestasi hasil Porprov Jatim ke-IX di Malang Raya kurang maksimal salah satunya karena kesiapan waktu yang singkat hingga keterbatasan anggaran. Sebab, anggaran yang digunakan untuk Porprov yang digelar di Malang Raya ini masih memakai Rencana Anggaran Belanja (RAB) pengurus lama.Â
-Advertisement-.
“Dari Porprov yang di Malang, kami dengan pengurus lama kan masa transisi, kami menggunakan RAB-nya pengurus lama, jadi belum sesuai dengan yang saya harapkan, banyak kekurangan, kedepan kami sebagai pelayan atlet akan evaluasi agar lebih prestasi dan membanggakan,” kata Ketua KONI Kabupaten Mojokerto, Imam Suyono, kepada wartawan, (26/7/2025).Â
Evaluasi dari Porprov Malang Raya yang disebutnya masih banyak kekurangan. Imam berjanji akan lebih memperjuangkan nasib cabang olahraga yang ada ratusan atlet didalamnya.Â
Bahkan, Imam akan meminta penambahan anggaran dari pemkab untuk kesiapan Porprov ke-X yang rencana akan digelar di Kota Surabaya.Â
Imam meyakini, jika prestasi itu selaras dengan anggaran. Artinya, prestasi akan sulit diraih jika anggaran pendukung atlet masih belum maksimal.Â
“Garis besarnya uang untuk atlet, untuk pelatih, untuk cabor-cabor yang ada di KONI, kami sangat memperjuangkan penambahan anggaran, karena memang kalau tidak ditunjang dengan anggaran yang cukup, jangan banyak harap untuk lebih prestasi, karena prestasi dengan anggaran itu sejalan,” ungkapnya.Â
Imam menjanjikan, akan memperjuangkan anggaran untuk para atlet di Porprov Jatim ke-X hingga senilai Rp6 miliar. Anggaran itu dibebankan di APBD Kabupaten Mojokerto.Â
“Untuk kedepan di Surabaya, saya akan memberangkatkan kurang lebih di angka 700 atau 600 sekian atlet kontingen lah, jadi anggarannya menginjak di atas Rp5 miliar atau Rp6 miliar, itupun untuk kesejahteraan atlet dan cabor-cabor,” terangnya.Â
Dia menegaskan, pada periode kepemimpinannya, selalu membuka ruang kepada publik, terlebih soal transparasi anggaran.Â
“Soal transparansi anggaran, saya sangat-sangat terbuka kepada seluruh pengurus, ketua cabang olahraga (cabor), tidak ada yang kami sembunyikan, tidak ada arah untuk korupsi, kami kepingin amanah,” lanjutnya.Â
Sementara, untuk bonus atlet, pihaknya menyebut akan dibayarkan lunas di akhir tahun 2025 ini. Anggaran dari pemkab sesuai dengan usulan KONI yakni di angka Rp3,8 miliarÂ
“Sudah ada berita dari dispora kemarin, insyallah bisa dibayarkan di akhir tahun ini, anggarannya sesuai yang saya usulkan ke bupati sekitar Rp3,8 miliar, kemarin sudah dikasih Rp2,1 miliar, insyaallah kekurangannya akan diberikan pemkab,” jelasnya.Â
Disinggung soal adanya pengunduran diri para pengurus, Imam menyebut bukan terkait persoalan internal atau adanya gesekan dalam internal KONI. Pihaknya mengaku menghargai keputusan pengurus yang ingin mundur dari struktural yang ia pimpin itu.Â
Menurut Imam, adanya pengunduran diri dalam organisasi merupakan hal yang biasa terjadi. Terlebih soal kesibukan lain yang tak bisa ditinggalkan.Â
“Kita kan kalau hal mengundurkan diri hal biasa bagi saya di KONI, bisa terjadi juga di kabupaten kota lain, itu hal biasa. Karena kesibukan atau apa, jadi kami juga ibaratnya tidak melarang, juga tidak menyuruh, masing-masing punya dasar, kami sangat menghargai,” pungkasnya. (*)Â