Program Sekolah Rakyat (SR), inisiatif pendidikan berasrama bagi anak dari keluarga prasejahtera yang digagas Presiden RI Prabowo Subianto, tampaknya belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat Kota Batu. Karena masih tergolong baru, banyak orang tua yang masih meraba-raba bentuk dan sistem pelaksanaan program ini. Hal itu berdampak pada minimnya jumlah pendaftar meski masa pendaftaran telah ditutup pada 30 April 2025 lalu.
Wali Kota Batu, Nurochman pada Jumat (2/5/2025) menyampaikan, bahwa hingga batas akhir pendaftaran, baru 19 siswa yang mendaftar dari total kuota 75 siswa untuk jenjang SMP. Dengan demikian, masih tersisa 56 kursi kosong menjelang pelaksanaan program pada Juli mendatang.
-Advertisement-.
“Karena ini angkatan pertama, banyak masyarakat yang masih mencoba memahami seperti apa sebenarnya konsep Sekolah Rakyat ini. Mungkin belum banyak yang benar-benar yakin,” ujarnya.
Dari proses sosialisasi yang sudah dilakukan Dinas Sosial Kota Batu, sebanyak 200 calon peserta yang memenuhi kriteria diundang dalam dua tahap. Namun, hanya tujuh siswa yang langsung mantap mendaftar. Sisanya memilih menunggu dan mempertimbangkan lebih lanjut.
Nurochman menambahkan, masyarakat masih belum terbiasa dengan konsep sekolah berasrama, terutama bagi anak-anak lulusan SD berusia 11–12 tahun. Sehingga kemungkinan banyak orang tua yang masih ragu untuk melepas anaknya tinggal jauh dari rumah, meskipun program ini ditujukan untuk mendukung pendidikan anak dari keluarga kurang mampu.
“Pemerintah Kota Batu saat ini masih menyelesaikan proses verifikasi data dari pendaftar yang sudah masuk. Proses tersebut dijadwalkan selesai pada 6 Mei 2025. Selain itu, ada kemungkinan tambahan siswa dari panti asuhan maupun dari jalur pendaftaran melalui Kementerian Sosial, yang datanya sedang diproses oleh pemerintah pusat,” imbuhnya.
Lokasi Sekolah Rakyat telah ditetapkan di Panti Perlindungan dan Pelayanan Sosial Petirahan Anak (PPSPA) Bhima Sakti Batu dan telah mendapat persetujuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
“Kami optimistis jumlah pendaftar bisa bertambah. Tapi memang butuh waktu agar masyarakat benar-benar memahami dan percaya pada program ini. Karena itu, kami akan terus mendorong edukasi dan pendekatan yang lebih intensif,” pungkas Nurochman.