KOTA BATU, IDEA JATIM – Program Sekolah Rakyat yang diinisiasi untuk memberikan pendidikan menengah pertama (SMP) bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu di Kota Batu, masih menghadapi tantangan minimnya jumlah pendaftar. Hingga saat ini, dari kuota 75 peserta didik, baru 19 siswa yang mendaftarkan diri.
Wali Kota Batu Nurochman pada Selasa (6/5/2025) menganggap kondisi ini masih wajar mengingat Sekolah Rakyat merupakan program baru yang masih membutuhkan proses adaptasi dan sosialisasi lebih luas.
-Advertisement-.
“Kami akan fokus memasifkan penyebaran informasi mengenai program ini kepada calon peserta didik dan masyarakat. Sifatnya kami ini menerima mandat dari pemerintah untuk meneruskan program Sekolah Rakyat. Saya sudah meminta Kepala Dinas Sosial supaya terus melakukan sosialisasi soal ini,” ujarnya.
Sosialisasi tersebut difokuskan pada pelajar kelas 6 SD yang akan segera lulus, sebagai calon utama peserta didik Sekolah Rakyat. Dengan pendekatan langsung kepada sasaran dan publikasi yang lebih gencar, diharapkan jumlah pendaftar akan meningkat dalam waktu dekat.
Sekolah Rakyat di Kota Batu sendiri menggunakan fasilitas milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yaitu gedung Unit Pelaksana Teknis Perlindungan dan Pelayanan Sosial Petirahan Anak (UPT PPSPA) di Jalan Trunojoyo. Gedung tersebut tengah dalam tahap penyesuaian agar sesuai dengan konsep <>boarding school> atau sekolah berasrama yang diusung program ini.
“Karena itu <>boarding school>, sehingga harus ideal, kamar, tempat makan, aula, kelas, laboratorium. Saya kira itu menjadi komitmen Bu Gubernur untuk segera menuntaskan sebelum aktivitas tahun ajaran baru digulirkan,” kata Nurochman.
Terkait tenaga pengajar, Pemkot Batu masih menunggu arahan teknis dari pemerintah provinsi dan pusat, mengingat lokasi sekolah berada di bawah kewenangan provinsi.
“Instrumen Sekolah Rakyat kami belum mengetahui detilnya, apakah pemerintah kota boleh menyiapkan atau merekomendasikan guru,” pungkasnya. (*)