MALANG, IDEA JATIM – Nama Kepanjen selama ini dikenal sebagai ibu kota Kabupaten Malang sejak ditetapkan secara resmi pada 2008. Namun, di balik status administratif itu, tersimpan pertanyaan mendasar yang belum terjawab secara pasti, dari mana sebenarnya nama Kepanjen berasal?
Sejarawan sekaligus mantan guru sejarah SMA Negeri 1 Kepanjen, Budi Hartono, menyampaikan, nama “Kepanjen” kemungkinan besar bukan sekadar produk cerita rakyat.
-Advertisement-.
Berdasarkan penelusurannya, nama itu memiliki akar kuat dalam struktur sosial dan budaya Jawa kuno, khususnya masa kerajaan Hindu-Buddha.
“Dalam struktur masyarakat Jawa kuno, istilah panji digunakan untuk menyebut tokoh bangsawan atau pemimpin,” ujar Budi, Kamis (24/4/2025).
Ia menjelaskan, kemungkinan besar Kepanjen berasal dari istilah tempat tinggal seorang panji, yakni pemimpin lokal, atau bahkan keturunan bangsawan.
Hipotesis ini diperkuat dengan penemuan tinggalan arkeologis seperti umpak batu berukir indah dan sisa tembok bata merah di wilayah Desa Jenggolo, Kecamatan Kepanjen.
Peninggalan ini mengindikasikan keberadaan struktur bangunan penting, yang tidak lazim ditemukan di kawasan pedesaan biasa.
“Ukiran pada umpak yang ditemukan di dua titik terpisah dan berjarak sekitar 500 meter menunjukkan kualitas kerja yang biasa ditemukan di bangunan istana atau kediaman pejabat tinggi,” ungkapnya.
Nama Kepanjen juga diduga memiliki kaitan dengan Mapanji Garasakan, tokoh sejarah dari Kerajaan Janggala yang merupakan anak Raja Airlangga dari Kerajaan Kahuripan.
Wilayah Jenggolo sendiri, nama desa di Kepanjen saat ini, mengingatkan pada Kerajaan Jenggala, salah satu kerajaan pecahan dari Kahuripan setelah peristiwa pemecahan wilayah oleh Airlangga.
Dalam hal ini, Kepanjen bisa jadi merupakan pusat kekuasaan atau tempat penting dalam struktur pertahanan Kerajaan Jenggala.
Sejumlah temuan artefak seperti Arca Ganesha Berdiri di sekitar Bendungan Karangkates, juga mendukung dugaan bahwa wilayah ini berada di perbatasan strategis antara Kerajaan Jenggala dan Panjalu, yang dibatasi oleh Sungai Brantas dan Gunung Kawi.
Narasi lain yang berkembang di masyarakat menyebut bahwa nama Kepanjen berasal dari tokoh legenda Raden Panji Pulang Jiwo yang disebut berasal dari Madura.
Namun, Budi menyebut bahwa legenda itu kemungkinan muncul belakangan dan tidak memiliki dasar arkeologis maupun bukti prasasti yang menguatkan.
“Legenda memang menjadi bagian dari kekayaan budaya, tetapi jika kita berbicara asal-usul nama, maka landasan historis dan tinggalan fisik jauh lebih kuat sebagai rujukan,” jelasnya. (*)