Paralayang Jadi Sorotan, KONI Kota Batu Siapkan Evaluasi Besar-besaran Usai Porprov IX Jatim

KOTA BATU, IDEA JATIM Rampungnya ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim IX 2025 menyisakan banyak catatan, terutama bagi Kota Batu yang menjadi salah satu tuan rumah.

Meski secara keseluruhan kontingen Kota Batu sukses mengamankan posisi ke-7 dengan perolehan total 113 medali, sorotan tajam mengarah pada cabang olahraga paralayang yang tampil jauh dari harapan.

-Advertisement-.


Cabor yang selama ini menjadi lumbung medali justru hanya mampu menyumbang satu perak dan satu perunggu.

Kegagalan paralayang menjadi ironi tersendiri. Pasalnya, venue pertandingan berada di Kota Batu sendiri, yang dikenal memiliki salah satu lintasan terbaik di Jawa Timur.

Para atlet pun sudah kenyang pengalaman dan sering mengikuti berbagai kejuaraan bergengsi. Namun kenyataan berkata lain. Hasil yang diraih bahkan disebut-sebut sebagai yang terburuk sepanjang sejarah keterlibatan paralayang Kota Batu di ajang Porprov.

Ketua Umum KONI Kota Batu Sentot Ari Wahyudi pada Rabu (16/7/2025) mengakui bahwa hasil ini mengejutkan dan menjadi bahan evaluasi utama.

“Kami hampir tak percaya. Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Padahal secara teknis semua sudah sesuai jalur. Atlet punya jam terbang tinggi, venue kita terbaik. Tapi hasilnya sangat di luar ekspektasi,” ungkapnya.

Menurut Sentot, kegagalan tersebut kemungkinan besar dipengaruhi faktor non-teknis seperti tekanan mental sebagai tuan rumah.

Ia menegaskan, tidak ada intervensi dari pengurus KONI terhadap penentuan atlet maupun strategi. Semua diserahkan sepenuhnya kepada pelatih dan tim teknis masing-masing cabor.

Evaluasi besar-besaran pun akan segera dilakukan, tidak hanya terhadap paralayang, tetapi juga terhadap sejumlah cabor lain yang tampil tanpa hasil memuaskan.

Sentot menyebut, dari 44 cabang olahraga yang diikuti Kota Batu, sebanyak 28 di antaranya berhasil menyumbangkan medali. Namun masih ada cabor-cabor, termasuk yang dipertandingkan di Kota Batu sendiri, yang pulang tanpa medali.

Baca Juga:  Babak Pertama: Timnas U-23 Indonesia Dominan dari Laos, Skor Masih Kaca Mata

Meski begitu, secara umum KONI tetap mengapresiasi perjuangan para atlet. Target masuk 10 besar berhasil dicapai bahkan terlampaui.

Kota Batu finis di posisi ke-7 dari 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur dengan raihan 33 medali emas, 40 perak, dan 40 perunggu. Ini menjadi catatan prestasi terbaik sepanjang keikutsertaan Kota Batu di Porprov.

Sebagai bentuk penghargaan, Pemkot Batu telah menyiapkan anggaran sebesar Rp3,3 miliar untuk bonus atlet, pelatih, dan cabor. Atlet perorangan peraih medali emas akan menerima bonus sebesar Rp40 juta, pasangan ganda Rp50 juta, dan beregu antara Rp60 juta hingga Rp70 juta. Tim sepak bola putri yang sukses merebut emas bahkan akan diganjar Rp100 juta.

Pelatih juga mendapatkan apresiasi setimpal. Bonus sebesar Rp5 juta akan diberikan untuk pelatih cabor peraih emas. Sementara cabor-cabor peraih medali akan menerima insentif tambahan, yakni Rp3 juta untuk emas, Rp2 juta untuk perak, dan Rp1 juta untuk perunggu.

“Anggarannya sudah siap, tinggal proses pencairan. Nanti akan kami serahkan secara simbolis bersama kepala daerah,” imbuh Sentot.

KONI berharap capaian ini bisa menjadi pondasi awal untuk pembinaan jangka panjang dan peningkatan prestasi ke depan. Meski ada lubang dalam prestasi, Kota Batu tetap berhasil mencatatkan diri sebagai salah satu kekuatan baru olahraga di Jatim. (*)

-Advertisement-.

IDJ