Pasokan BBM Tersendat, Sekolah di Jember Longgarkan Aturan Kehadiran Siswa

JEMBER, IDEA JATIM — Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Kabupaten Jember berdampak luas, tidak hanya terhadap aktivitas ekonomi, tetapi juga kegiatan pendidikan. Banyak pelajar kesulitan berangkat ke sekolah karena keterlambatan pasokan BBM.

Merespons kondisi tersebut, Bupati Jember, Muhammad Fawait, menerbitkan surat edaran (SE) kepada dinas terkait untuk menyesuaikan aktivitas, termasuk memberi kelonggaran kepada SD/MI dan SMP/MTs agar dapat melaksanakan pembelajaran secara daring hingga pasokan BBM kembali stabil.

-Advertisement-.


Kondisi serupa juga dirasakan oleh pelajar tingkat SMA/SMK. Banyak dari mereka kesulitan datang ke sekolah karena kendaraan tidak mendapatkan pasokan BBM. Namun, pembelajaran daring tidak diberlakukan bagi jenjang ini.

“Kami tetap mengikuti anjuran bahwa siswa SMA dan SMK masuk seperti biasa. Tapi kami memberi kelonggaran jika ada siswa yang datang terlambat atau tidak masuk dengan alasan yang jelas. Mereka tidak akan dikenai sanksi berat, sesuai kebijakan masing-masing sekolah,” ujar Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Jember-Lumajang, Sugeng Trianto, Selasa (29/7/2025).

Sugeng menambahkan, hingga saat ini belum ada instruksi resmi dari Gubernur Jawa Timur untuk menerapkan pembelajaran daring di tingkat SMA/SMK. “Untuk daring belum ada, kami masih menunggu petunjuk dari Gubernur,” tegasnya.

Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMK PGRI 05 Kencong, Amarul Fajri, mengungkapkan pihaknya telah menerima SE Bupati Jember Nomor 400.3.1/3550/35.09.310/2025 tentang penyesuaian pembelajaran akibat kelangkaan BBM.

“Kami memang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan Provinsi, jadi untuk keputusan daring kami tetap menunggu surat edaran dari Gubernur Jawa Timur,” ujarnya.

Sebagai solusi, pihak sekolah tetap melaksanakan pembelajaran tatap muka. Namun, siswa yang datang terlambat diberi kelonggaran dengan membuat laporan foto mandiri (selfie) di SPBU sebagai bukti antre BBM.

“Jika siswa tidak bisa masuk, kami berkoordinasi dengan orang tua. Materi tetap kami kirim melalui WhatsApp agar mereka tetap bisa belajar. Kami tidak memberikan sanksi karena kondisi ini adalah darurat dan menyangkut isu nasional,” pungkasnya. (*)

-Advertisement-.

IDJ