Reporter: Angga Ardiansyah

IDEA JATIM — Karang Taruna Kecamatan Gadingrejo kembali menggelar event Gadingrejo Etnic Carnival yang mengangkat tema ” Keberagaman Suku Nusantara Untuk Melestarikan Budaya dan Tradisi Suatu Daerah ” yang di ikuti oleh 8 kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan. Sabtu (10/08/2024) malam.

Gelaran Gadingrejo Etnic Carnival ini merupakan event tahunan Karang Taruna Kecamatan Gadingrejo dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia Tahun 2024.

Dari Pantauan Tim Ramapati yang juga menjadi media patner Gadingrejo Etnic Carnival kali ini, ribuan warga kota tumpah ruwah di sepanjang jalan Gatot Subroto Kota Pasuruan untuk menyaksikan peserta Gadingrejo Etnic Carnival yang diikuti oleh 13 peserta.

Setiap peserta menampilkan beberapa tema yang disuguhkan diantaranya dari Kartar Muda Gentong mengambil tema “The Glory Of Banyuwangi”, Kartar Ketupat Kelurahan Bukir RT 04 mengusung tema “Yadna Upacara Kasada Bromo”, Pemuda Klanggringan Kelurahan Krapyakrejo mengambil tema “Sejarah Mengenang Pangeran Purbaya dan Raja Jin”.

Sementara itu peserta dari Kelurahan Petahunan Gang 3 mengambil tema Budaya Jawa Tengah dalam Kisah Rorojonggrang, Pemuda Getar Kelurahan Bukir RW 3 dengan mengambil tema “Garuda Wisnu Kencana” dan masih banyak tema yang ditampilkan peserta lainnya.

” Satu kata dari Pemerintah Kota Pasuruan, kami sangat bangga dengan kegiatan ini,” kata Yanuar Afriansyah Asisten Bidang Administrasi Pemerintahan dan Kesra Pemkot Pasuruan dalam sambutannya sebelum memberangkatkan peserta Gadingrejo Etnic Carnival.

“ Semoga kegiatan ini dari tahun ke tahun dapat berkesinambungan, karena kegiatan ini merupakan puncak rasa cinta kepada Negara Republik Indonesia dan jangan lupa kearifan lokal juga ikut ditampilkan karena seni budaya di wilayah Gadingrejo cukup banyak,” pungkasnya.

Sebagai informasi peserta diberangkatkan di wilayah Randusari dan menyusuri sepanjang jalan Gatot Subroto dan finish di Pasar Mebel Bukir. Selama pelaksanaan acar sepanjang jalan Gatot Subroto di tutup total.

(Pasuruan, PA Pasuruan) Pengadilan Agama Pasuruan turut serta dalam Kegiatan Balai Harta Peninggalan Surabaya Kementerian Hukum dan HAM RI. Kegiatan tersebut berupa Sosialisasi Tugas dan Fungsi Balai Harta Peninggalan Surabaya dengan tema “Pentingnya Pengecekan dan Pendaftaran Wasiat dalam Pembuatan Surat Keterangan Waris”. Hadir pada kegiatan tersebut Panitera Pengadilan Agama Pasuruan, Koes Atmajah Utama, S.H.I., S.H., M.H. pada Selasa, (16/7). Kegiatan yang dilaksanakan di Ascent Premiere Hotel & Convention Pasuruan ini turut dihadiri oleh lembaga/instansi terkait seperti Badan Pertanahan Nasional, Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM), LAPAS, Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (RUPBASAN), Notaris/PPAT, Camat, Kepala Desa/Lurah se-Kota/Kabupaten Pasuruan.

Pada awal acara, disampaikan sambutan oleh Kepala BHP Surabaya dan dilanjutkan oleh Kepala Kantor Wilayah Kemenkum HAM Jawa Timur. Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dari para narasumber. Bertindak selaku narasumber yaitu Dekan Fakultas Hukum Universita Merdeka, Pengadilan Agama Kabupaten Pasuruan dan Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) Kementerian Hukum dan HAM RI. Penyampaian materi oleh narasumber dibagi menjadi tiga (3) sesi.

Pemaparan materi pertama dilaksanakan oleh Narasumber dari Universitas Merdeka Dr. Ronny Winarno, SH.M.Hum dengan topik “Pluralisme Hukum Waris dan Kedudukan Wasiat dalam Pewarisan di Indonesia”.  Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi kedua oleh Hakim Pengadilan Agama Bangil, Riduan, S.H.I, dengan topik “Pemilihan Hukum Waris, Penundukan atau Pilihan (Choice of Law)”. Materi terakhir disampaikan oleh Narasumber dari Ditjen AHU Kementerian Hukum dan HAM RI dengan topik “Pentingnya Pengecekan Wasiat dalam pembuatan Surat Keterangan Hak Waris”.

Koes Atmajah menyampaikan bahwa inti dari sosialisasi ini adalah penjelasan mengenai layanan pada BHP. BHP selain bertugas untuk mengawasi harta anak yang masih di bawah umur, mereka juga punya kewenangan terkait dengan pembuatan Surat Keterangan Waris. Masyarakat juga dapat mendaftarkan wasiatnya pada BHP karena BHP memiliki hak untuk membuat Surat Wasiat selain di Notaris. BHP memberikan layanan dengan menyediakan form-form yang harus diisi ketika seseorang ingin mewasiatkan sesuatu kepada orang lain atau ahli warisnya. “Implementasi dari kegiatan ini juga diharapkan dapat berjalan sesuai aturan yang berlaku pada pengadilan di bawah Mahkamah Agung RI yang menggunakan Hukum Islam”, pungkas Koes Atmajah. (CRPE)

Post Views: 22

Reporter: Nur Aries

IDEA JATIM — Hari Kedua Kegiatan Sarasehan Pemuda pada Rabu (14/08/2024). Kegiatan ini langsung di buka oleh narasumber Asisten I Yanuar Afriansyah, bertempat di Gedung Gradhika Bhakti Praja Kota Pasuruan.

Dalam Sambutanya Asisten I menyampaikan, salah satu kesimpulan untuk di pahami bersama dalam kegiatan Sarasehan Pemuda ini, bahwa apa yang di lakukan untuk di buktikan semata-mata mendapat Ridho dari Allah.

“Selaku warga negara yang baik, karena unsur pemuda ini garda terdepan dalam pembangunan visi pasuruan kota madinah,” terangnya.

Menurut Yanuar, pemuda inilah yang menjadi tongkat estafet kedepannya dan nantinya menjadi subsektor bagi kepemimpinan di masa yang akan datang.

Oleh karena itu Yanuar berharap kepada teman-teman yang mengikuti kegiatan sarasehan pemuda ini untuk pergunakan kesempatan ini dengan baik dan sebaik-baiknya sebagai bekal ilmu pengetahuan

“Pengetahuan menatap kehidupan kebangsaan kedepannya. Ikuti dengan penuh kesungguhan apa yang di peroleh ini, manfaatkan sebaik mungkin dan tularkan kepada rekan-rekan di lingkungannya masing-masing agar apa yang di sampaikan hari ini dan kemarin ada manfaatnya,” pesan Yanuar.

Acara Sarasehan Pemuda ini di lanjut dengan Bimbingan materi tentang budaya di sampaikan oleh Ketua Dewan Kebudayaan Kota Pasuruan Aditya R Kertawijaya.

Beliau menjelaskan arti dari Budaya adalah cara yang berkembang dan dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi namun tidak turun temurun.

” Sedangkan kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi  budia atau akal diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Bentuk lain dari kata budaya adalah kultur yang berasal dari bahasa latin yaitu cultura,” ungkapnya.

Editor: Angga

Pasuruan, 17 Juli 2024 – Keberhasilan PA Pasuruan yang menduduki ranking 3 besar pada katagori mediasi terbaik dalam 2 tahun berturut-turut di Tingkat Nasional tentunya menjadi daya tarik tersendiri. Oleh karena itu, Biro Hukum dan Organisasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) melakukan studi banding ke PA Pasuruan dengan Ketua tim Ibu Siti Maimunah, S.H.,M.H. beserta rombongan dari BPIP pada hari Rabu, 17 Juli 2024 untuk mempelajari teknis pelaksanaan mediasi. Bertempat di Ruang Sidang 1, turut hadir Ketua PA Pasuruan, Wakil Ketua PA Pasuruan, bapak dan ibu hakim, panitera, sekretaris dan para pejabat struktural PA Pasuruan serta mediator non hakim ibu Drh. Emilis Setyawati.

Sebelum memasuki acara inti, para pejabat yang hadir beserta hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya, Hymne Mahkamah Agung RI, serta Mars Gerakan Pembumian Pancasila. Kegiatan ini diawali dengan sambutan dari Ketua tim BPIP. Pada sambutannya Siti Maimunah mengucapkan terima kasih kepada Ketua PA Pasuruan beserta pejabat yang hadir karena telah menerima dan menyambut dengan hangat tim BPIP untuk melakukan studi banding pada hari ini. Studi banding yang dilakukan oleh BPIP merupakan suatu usaha untuk mengetahui kompetensi seperti apa yang bisa dibangun dalam pelaksanaan mediasi untuk membantu tugas dan fungsi BPIP.

Selanjutnya, sambutan dan ucapan selamat datang dari Ketua PA Pasuruan. Pada kesempatan ini, Ach. Zakiyuddin juga mengucapkan terima kasih kepada tim BPIP yang telah melakukan studi banding di PA Pasuruan. Lebih lanjut, beliau mengatakan keberhasilan PA Pasuruan yang menduduki ranking 3 pada katagori mediasi terbaik selama 2 tahun berturut-turut ditingkat Nasional merupakan usaha yang luar biasa dari seluruh tim termasuk mediator non hakim.

Kemudian, acara dilanjutkan dengan pemaparan Laporan Mediasi PA Pasuruan pada tahun 2021 sampai dengan 2024. Menginjak puncak acara studi banding adalah diskusi bersama tentang teknis pelaksanaan mediasi di PA Pasuruan. Acara diskusi berlangsung dengan santai tapi serius dan berjalan dengan lancar.

Pada kesempatan ini, tim Biro Hukum dan Organisasi BPIP bersama Ketua PA Pasuruan beserta jajarannya berkeliling untuk melihat ruang mediasi dan beberapa ruang kerja di PA Pasuruan. Kegiatan studi banding ini bertujuan untuk memperkuat materi yang nantinya akan menjadi salah satu acuan dalam perancangan perundang-undangan terkait advokasi dalam pelaksanaan mediasi. Diharapkan dengan adanya studi banding ini, PA Pasuruan dapat memberikan kontribusi dalam  perancangan perundang-undangan terkait advokasi dalam pelaksanaan mediasi sehingga menjadikan dasar hukum yang terbaik yang mengakomodir kepentingan Masyarakat.(RAP)

Post Views: 24