Perkuat Pendidikan Ramah Lingkungan, MIN 3 Malang Gelar Studi Tiru ke MTsN 2 Malang

MALANG, IDEA JATIM — Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 3 Malang memperkuat pendidikan ramah lingkungan melalui program studi tiru ke Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Malang yang merupakan Madrasah Adiwiyata Mandiri, Rabu (30/4/2025).

MIN 3 Malang menggelar kegiatan studi tiru ini sebagai persiapan menuju Madrasah Adiwiyata tingkat Kabupaten Malang. Kegiatan studi tiru itu disebut sebagai implementasi dari gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah (GPBLHS).

Dengan sambutan hangat, rombongan dari MIN 3 Malang mendapat penjelasan dari Ketua Adiwiyata MTsN 2 Malang, Lilik Maslikah. Kemudian mereka diajak melihat secara langsung lingkungan madrasah beserta beberapa programnya. Seperti pengelolaan sampah, biopori dan hidroganik.

-Advertisement-.


“Untuk Adiwiyata, salah satunya wajib membawa tumbler untuk bekal makan dan minum siswa. Jadi tidak ada sampah dari siswa,” jelas Lilik, Rabu (30/4/2025).

Wakil Kepala MTsN 2 Malang Bidang Kurikulum, Priyono memaparkan, MTsN 2 Malang pertama memperoleh Adiwiyata tingkat kabupaten pada tahun 2019. Kemudian Adiwiyata Provinsi Jawa timur pada tahun 2020. Lalu Adiwiyata nasional pada tahun 2022 dan Adiwiyata Mandiri tahun 2024.

“MTsN 2 Malang ini adalah madrasah terluas di Jawa Timur dengan luas lahan dua hektare lebih dan terdapat kurang lebih 3.500 tanaman yang ada di madrasah ini,” papar Priyono.

Kepala MIN 3 Malang, Saifuddin Zuhri, dalam sambutannya mengatakan, untuk mewujudkan Madrasah Adiwiyata yang ramah lingkungan, para guru dan tenaga pendidik  diharapkan mendapatkan pengetahuan baru untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Saifuddin mengaku bangga karena guru, tenaga pendidik, pengurus paguyuban, wali murid dan komite sekolah mau untuk terus mengembangkan diri. Karena itu, dia berharap kegiatan studi tiru ini bisa meningkatkan kualitas pendidikan yang berwawasan lingkungan.

“Semoga kegiatan ini membawa berkah. Berkah untuk MTsN 2 Malang. Berkah untuk MIN 3 Malang dan seluruh guru beserta komite MIN 3 Malang,” harapnya, Rabu (30/4/2025).

Saifuddin menjelaskan, GPBLHS merupakan aksi kolektif yang dilakukan secara sadar dan dilaksanakan secara sukarela. Madrasah Adiwiyata bukan ditunjuk oleh instansi, melainkan harus mengusulkan untuk menjadi Adiwiyata tingkat kabupaten, provinsi, nasional, maupun Adiwiyata Mandiri.

Untuk menuju Adiwiyata, ada persyaratan dan dokumen yang harus dipenuhi. Mulai tahun ini, lebih simpel hanya terdapat 29 folder yang perlu disiapkan oleh madrasah. Objek penilaiannya ada dua macam. Pertama, penilaian dokumen. Kedua, penilaian di madrasah.

“Studi tiru ini diharapkan membuka hati kita untuk lebih sadar terhadap lingkungan dan peduli terhadap alam,” tutup Saifuddin. (**)

-Advertisement-.

IDJ