PTS Jawa Timur dan Pemerintah Pusat Bahas Masa Depan Pendidikan Tinggi

SURABAYA, IDEA JATIM – Ruang Erie Soedewo di Kantor LLDIKTI Wilayah VII Surabaya menjadi tempat diskusi antara pemerintah pusat dan pimpinan perguruan tinggi swasta di Jawa Timur.

Bukan sekadar temu muka, forum ini dimanfaatkan untuk merumuskan langkah konkret penguatan kualitas pendidikan tinggi dan memperluas kontribusi PTS dalam mewujudkan misi nasional Indonesia Emas 2045 melalui ”Asta Cita”.

-Advertisement-.


Asta Cita sendiri yaitu delapan misi nasional yang telah ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, sebagai landasan untuk mencapai visi bersama menuju Indonesia Emas 2045. 

Pada misi ke empat yaitu ”Memperkuat pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), Sains, Teknologi, Pendidikan, Kesehatan, Prestasi Olahraga, Kesetaraan Gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda dan penyandang disabilitas” sehingga Perguruan Tinggi memiliki peran strategis dalam pencapaian misi keempat tersebut.

Direktur Kelembagaan Ditjen Dikti Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Najib hadir mendengarkan langsung beragam aspirasi dari 15 pimpinan perguruan tinggi swasta di bawah koordinasi LLDIKTI Wilayah VII.

Fokus utama diskusi berkisar pada tata kelola kampus, peningkatan mutu pembelajaran, hingga perluasan akses pendidikan tinggi di Indonesia.

Mutu Jadi Fokus LLDIKTI Wilayah VII

Kepala LLDIKTI Wilayah VII, Prof. Dyah Sawitri, menegaskan komitmen lembaganya dalam membina PTS berbasis mutu, mulai dari proses hingga hasil.

Ia menyebut bahwa kerja nyata ini telah diakui secara nasional melalui dua penghargaan pada Anugerah Diktisaintek 2024.

“Kami membangun basis mutu yang terstruktur, agar program dan layanan benar-benar berdampak pada kualitas perguruan tinggi,” ujar Dyah saat dikonfirmasi pada Jumat (25/4/2025).

Ia berharap capaian tersebut bisa menjadi pemicu bagi PTS di Jawa Timur untuk meningkatkan tata kelola dan riset unggulan secara berkelanjutan.

Peran Strategis PTS dalam Asta Cita

Dalam pertemuan tersebut, Prof. Najib menyoroti bahwa angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi Indonesia masih relatif rendah, hanya 32 persen.

Untuk itu, kehadiran PTS sangat penting dalam memperluas akses pendidikan dan melahirkan SDM berkualitas.

“Perguruan tinggi swasta memiliki kapasitas untuk mendukung riset dan pengembangan SDM, yang sejalan dengan misi keempat Asta Cita. Pemerintah mendukung sepenuhnya kolaborasi ini, termasuk dorongan agar PTS bisa menyelenggarakan PJJ secara optimal,” kata Najib.

Aspirasi: PJJ, Mahasiswa Asing, dan Akreditasi

Sejumlah pimpinan PTS memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyampaikan aspirasi. Di antaranya, keinginan agar regulasi tentang pembelajaran jarak jauh (PJJ) diperlonggar, peluang menerima mahasiswa asing diperluas, serta adanya kebijakan yang seimbang antara PTN dan PTS, khususnya dalam sistem akreditasi dan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Merumuskan Kebijakan yang Relevan

Menutup diskusi, Prof. Najib menyatakan bahwa semua masukan dari PTS akan menjadi bahan pertimbangan dalam perumusan kebijakan pendidikan tinggi nasional.

“Aspirasi ini penting, bukan hanya untuk evaluasi, tapi sebagai bahan baku utama dalam menyusun kebijakan yang reucapnyaan berdampak nyata,” ucapnya. (*)

-Advertisement-.

IDJ