TULUNGAGUNG, IDEA JATIM — Puluhan siswa SD di Kabupaten Tulungagung direkomendasikan menjalani pemeriksaan lanjutan di puskesmas usai mengikuti program pemeriksaan kesehatan gratis (PKG). Pemeriksaan ini menyasar seluruh aspek kesehatan mulai dari mata, telinga, gigi, hingga berat badan siswa.
Pada Selasa (29/7/2025), tim dari Puskesmas Bandung Tulungagung melaksanakan PKG di SDN 1 Kesambi sebagai bagian program rutin yang menargetkan tujuh sekolah dasar selama bulan ini. Hingga kini, lima sekolah telah didatangi dengan total 221 siswa menjadi sasaran pemeriksaan.
-Advertisement-.
Asmaiyah, pemegang program anak usia sekolah dan remaja di Puskesmas Bandung, menjelaskan bahwa dari pemeriksaan yang dilakukan terdapat puluhan siswa yang akhirnya dirujuk ke berbagai poli untuk penanganan lebih lanjut.
“Jumlah siswa yang kami sarankan untuk dirujuk ke poli gigi sebanyak 30 anak, dan ke balai pengobatan ada 14 anak. Sedangkan untuk poli mata, kami rujuk sekitar 16 siswa karena mengalami gangguan visual,” ujar Asmaiyah.
Selain itu, dari hasil pemeriksaan telinga ditemukan 63 anak memiliki serumen atau kotoran telinga yang cukup mengganggu, beberapa bahkan mengalami penyumbatan cukup keras. Anak-anak ini sebagian besar akan dirujuk ke unit gawat darurat puskesmas.
Menurut Asmaiyah, salah satu penyebab utama gangguan penglihatan dan gangguan telinga pada anak-anak ini adalah penggunaan gawai yang berlebihan tanpa pengawasan waktu yang memadai dari orang tua.
“Waktu kami tanya, apakah ada pembatasan dalam penggunaan handphone, hampir semuanya menjawab tidak ada. Jadi bisa disimpulkan bahwa terlalu sering menatap layar menjadi pemicu utama keluhan mata dan telinga,” ungkapnya.
Dalam pemeriksaan di SDN 1 Kesambi tersebut, ditemukan pula satu anak mengalami obesitas dan satu lainnya kelebihan berat badan. Meski demikian, sebagian besar anak memiliki tekanan darah dan tinggi badan dalam kondisi normal.
Asmaiyah menekankan pentingnya deteksi dini melalui program PKG untuk mencegah berkembangnya gangguan kesehatan yang lebih serius.
“Kami berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilakukan agar bila ditemukan masalah sejak dini seperti gangguan penglihatan, pendengaran, hingga obesitas bisa segera ditangani. Ini bagian dari upaya promotif dan preventif kami di puskesmas,” ujarnya.
Salah satu siswa kelas dua, Muhammad Abizard Faraz Raufa, mengaku senang mengikuti pemeriksaan ini. Dia mengatakan proses berjalan lancar mulai dari pengukuran berat badan, tinggi badan, hingga pengecekan mata dan telinga. Namun, dia mengeluhkan adanya masalah pada giginya.
“Gigi saya bolong, jadi pas diperiksa disuruh periksa lagi ke puskesmas,” kata Abizard.
Pemeriksaan serupa akan terus dilakukan di sekolah-sekolah lainnya sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh pihak Puskesmas Bandung Tulungagung. Diharapkan para orang tua juga mulai lebih memperhatikan pola hidup sehat anak, termasuk membatasi durasi bermain gawai. (*)