PROBOLINGGO, IDEA JATIM – Suku Tengger di Lereng Gunung Bromo, Probolinggo, kaya akan warisan budaya. Salah satunya adalah berbagai macam tarian. Ratusan siswa dan guru di Kecamatan Sukapura, menggelar dramatari Ekalawya di Gerbang Bromo, Desa/Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
Dalam tarian tersebut, mereka menyuguhkan cerita Ekalawya dalam kisah Mahabarata yang menjadi penyemangat seorang murid terhadap gurunya. Ditampilkan ratusan siswa bersama guru pengajar. Mereka menyuguhkan cerita ekalawya yang merupakan bagian dari kisah masyhur Mahabharata.
-Advertisement-.
Karvian Vega Alfian, pemuda Tengger, sekaligus penggagas kegiatan ini menyebut, cerita Ekalawya sengaja diangkat menjadi dramatari. Sebagai bentuk semangat yang berkobar untuk warga Tengger dan generasi muda saat ini. Terutama dalam menuntut ilmu.
Cerita Ekalawya bermula dari seorang pemuda yang gigih untuk menuntut ilmu. Meski berasal dari kalangan bawah. Namun, dia nekat belajar kepada sang guru. Secara sembunyi-sembunyi, dia mencuri ilmu. Sampai akhirnya ketahuan dan mendapatkan hukuman.
Semangat menuntut ilmu itu diharapkan terus berkobar, tanpa memandang status. Sebab, semua orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak.
“Kami suguhkan dramatari kolosal ini untuk memberikan motivasi dan kisah tentang perjuangan mendapatkan pendidikan yang baik itu sudah ada sejak jaman dahulu, dari cerita-cerita atau kisah jauh sebelum kita ada,” katanya, Jumat (20/12).
Dramatari ini juga diharapkan bisa menjadi transfer kebudayaan antargenerasi. Sehingga generasi muda juga mencintai warisan budaya ini.
Sedikitnya, ada 280 orang yang terlibat dalam drama tari kolosal ini. Mereka berasal dari siswa siswi dan guru pengajar dari semua lembaga pendidikan setingkat SD, SMP dan SMA serta SMK yang ada di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
Gerbang Bromo Tengger Semeru sendiri merupakan bangunan yang baru diresmikan pada awal Desember lalu. Bangunan ini dibangun pemerintah pusat untuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo sebagai titik lokasi penggerak dunia wisata.
tidak hanya untuk pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), tetapi juga untuk pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif yang berlokasi di kaki Gunung Bromo.
Penjabat (Pj) Bupati Probolinggo, Ugas Irwanto mengatakan, pihaknya berharap agar seluruh warga masyarakat bisa menjaga bangunan ini dan mengisinya dengan karya-karya nyata.
“Melalui kegiatan dramatari kolosal dan juga keberadaan Gerbang Bromo Tengger Semeru ini diharapkan dunia pariwisata dan ekonomi kreatif di kaki Gunung Bromo. Khususnya Kecamatan Sukapura terus menggeliat dan membawa kesejahteraan bagi warga setempat,” jelasnya. (*)