Sebanyak 50 Siswa Sekolah Rakyat Jenjang SMP di Mojokerto Ikuti MPLS

MOJOKERTO, IDEA JATIM—Sebanyak 50 siswa Sekolah Rakyat di Kabupaten Mojokerto mengikuti masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) jenjang SMP. Kegiatan ini dilaksanakan di gedung sementara Sekolah Rakyat di di Desa Terusan, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto, Senin (14/7/2025). 

Kegiatan MPLS tersebut dipantau langsung oleh Bupati Mojokerto, Muhammad Albarra. Dia sekaligus berdialog langsung dengan para siswa dan wali murid. 

-Advertisement-.


“Kami sampaikan terima kasih kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto, program beliau berupa sekolah rakyat dimana masyararakat yang kurang mampu akan dicukupi terkait dengan sumber daya manusianya melalui pendidikan,” kata Bupati Mojokerto, Senin (24/7/2025). 

Menurutnya, sekolah rakyat ini merupakan upaya meningkatkan sumberdaya masyarakat melalui pendidikan. Artinya dari masyarakat ekonomi bawah dididik dan diharapkan agar bisa memutus mata rantai kemiskinan. 

“Pada pagi hari ini, Pemkab Mojokerto sudah membuka MPLS, untuk SMP Sekolah Rakyat Kabupaten Mojokerto,” sambungnya. 

Gus Barra menyebut, pada tahap 1 ini, di Indonesia ada 63 titik Sekolah Rakyat yang siap menjalankan kegiatan belajar mengajar di tahun ajaran baru tahun ini, Kabupaten Mojokerto disebutnya masuk pada tahap pertama. 

“Kita sudah 100 persen siap, kamar, perabotan, UKS sudah ada semua, makan tiga kali sehari menu bergizi, asrama, perpustakaan siap semua,” urainya. 

Dari data 50 siswa itu terdiri dari siswa laki-laki dan perempuan, terdapat 2 rombongan belajar (rombel). 

Saat Bupati Mojokerto berdialog dengan para siswa, para siswa sekolah rakyat disebutnya memiliki beragam cita-cita. Ada yang ingin menjadi pemadam kebakaran (damkar) hingga dokter. 

“Tadi ada yang bercita-cita menjadi damkar, namanya anak-anak kan, kita tanyai satu-satu cita-citanya ada yang ingin menjadi damkar, dokter, bidan, perawat, tentara, guru hingga pemain sepak bola, macam-macam,” pungkasnya. 

Hadirnya Sekolah Rakyat di Kabupaten Mojokerto ternyata benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat. Seperti yang diungkapkan Mahmudi (47), warga Desa Tawangsari, Kecamatan Trowulan. 

“Alhamdulillah, semuanya gratis, tidak ada biaya pendaftaran, seragam juga dapat,” kata Mahmudi saat diwawancarai di lokasi, usai mengantar anaknya mengikuti MPLS. 

Hadirnya Sekolah Rakyat disebut warga sebagai solusi pendidikan strategis. Artinya, ketika ada yang ingin memasukkan anak ke pondok pesantren, semua terjawab melalui sekolah rakyat. 

“Alhamdulillah bisa seperti mondok tanpa harus biaya, kami merasa terbantu. Demi kebaikan anak saya, saya iklas dia tinggal di asrama, itu juga untuk masa depannya,” pungkasnya. (*) 

-Advertisement-.

IDJ