Sempat Bertikai, Siswi SMP di Probolinggo Ini Tak Sekolah hingga 3 Bulan

KOTA PROBOLINGGO, IDEA JATIM – Diduga terlibat konflik di sekolah, seorang siswi di Kota Probolinggo, Jawa Timur enggan bersekolah bahkan memutuskan untuk tak bersekolah lagi.

Alasannya sederhana, ialah JN, yang sekolah siswi tersebut merasa malu dan takut setelah terlibat konflik bahkan perkelahian dengan salah satu siswi lainnya yang berinisial ZS, teman sekelasnya.

-Advertisement-.


Meskipun pihak sekolah dan orang tua telah berupaya membujuk JN untuk kembali ke sekolah, namun usaha tersebut tidak membuahkan hasil.

JN tetap pada keputusannya untuk tidak melanjutkan sekolah dengan alasan yang sama.

Bahkan ketika ditawari untuk pindah ke sekolah lain, anak keempat dari empat bersaudara itu juga menolak.

Orang tua JN berharap agar putrinya mau kembali ke sekolah seperti dulu, agar tidak hanya menghabiskan waktu dengan bermain handphone, tetapi juga mendapatkan pendidikan seperti anak-anak seusianya.

“Inginnya anak saya bisa sekolah lagi. Sebab, selama tidak sekolah ini kan ikut bantuin saya jualan mie ayam,” ujar ibu JN, TW pada awak media, Selasa (11/05/2025).

Namun, TW mengakui bahwa putrinya telah menolak untuk sekolah selama sekitar tiga bulan terakhir.

Keputusan JN untuk tidak melanjutkan sekolah bermula saat ia meminta handphone kepada orang tuanya dan kemudian terlibat dalam konflik dengan siswi lain karena video yang disimpan di handphone-nya. Konflik tersebut berakhir dengan pemukulan yang membuat JN tidak lagi mau sekolah.

Meskipun kepala sekolah tempat JN sekolah, yaitu RD menyebut bahwa JN sebenarnya memiliki kebutuhan khusus dan kemampuan indigo, namun test psikologi yang disarankan oleh sekolah tidak pernah dilakukan oleh JN.

Bahkan, ZS yang pernah bertikai dengan JN sebelumnya juga sudah pindah sekolah, namun JN masih enggan sekolah lagi.

“Kami sudah menawarkan kepada adik tersebut untuk mengikuti test psikologi. Namun tidak mau, sebab jika dibiarkan mempengaruhi proses belajar baginya,”ujar RD. 

Hal ini membuat pihak sekolah sulit untuk memberikan penanganan yang tepat terhadap kasus JN.

Kepala sekolah berharap agar JN dapat kembali ke sekolah dan mendapatkan pendidikan yang layak. 

Namun, keputusan akhir tetap berada di tangan JN dan orang tuanya. 

Meskipun demikian, pihak sekolah akan terus berupaya untuk membantu JN dalam menyelesaikan masalahnya dan kembali ke jalur pendidikan yang benar. (*)

-Advertisement-.

IDJ