MALANG, IDEA JATIM- Semangat olahraga dan kebersamaan kembali menyatu di Lapangan Kali Soerak SMANELA, Lawang, Ahad (3/8/2025). Laga pembuka antara Kalirejo FC melawan Turirejo U19 secara resmi menandai dimulainya gelaran Siadi Cup 2025, turnamen sepak bola antar desa yang kini memasuki tahun kedua penyelenggaraan.
Turnamen yang secara khusus diperuntukkan bagi pemain usia 19 tahun ini digagas oleh Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Siadi, sebagai bentuk komitmen nyata terhadap pembinaan generasi muda, khususnya di bidang olahraga.
-Advertisement-.
Siadi yang hadir langsung dalam pembukaan menyampaikan bahwa ide awal turnamen ini muncul dari aspirasi warga dan komunitas sepak bola di Lawang, yang menginginkan adanya wadah kompetisi rutin namun tetap menjunjung nilai edukatif dan kebersamaan.
“Awalnya ini sekadar turnamen piala kemerdekaan biasa, tapi teman-teman mendorong agar dibuat lebih serius dan diberi nama Siadi Cup. Saya pikir ini langkah bagus. Bola di Lawang harus tetap hidup, dan harus ada ruang hiburan yang positif untuk masyarakat,” terang Siadi saat memberi sambutan di sela-sela pembukaan.
Lebih jauh, Siadi juga menegaskan bahwa turnamen ini bukan semata ajang kompetisi, melainkan wahana strategis untuk menanamkan nilai sportivitas dan karakter kepada generasi muda desa.
“Saya ingin kegiatan ini bukan sekadar soal menang dan kalah. Anak-anak muda harus bermain dengan strategi, bukan emosi. Jangan ada kekasaran di lapangan. Ini adalah panggung pembelajaran, bukan pertarungan,” tegasnya, Ahad (3/8/2025)
Ia juga menyampaikan bahwa kemenangan bukanlah orientasi utama dari kegiatan ini. Baginya, permainan yang indah, sportif, dan penuh semangat jauh lebih bernilai dibanding sekadar angka di papan skor.
“Menang itu nomor terakhir, mas. Yang penting itu bagaimana mereka bisa menunjukkan permainan yang bagus, menghibur penonton, dan tetap menghormati lawan. Saya ingin anak-anak ini belajar dari sepak bola, bukan sekadar main bola,” tambahnya.
Turnamen ini diikuti lebih dari sepuluh tim desa yang terbagi ke dalam empat grup. Pertandingan akan berlangsung tiap akhir pekan selama Agustus hingga awal September dengan sistem gugur di babak lanjutan.
Sementara itu, apresiasi tinggi datang dari Ketua Askab PSSI Kabupaten Malang, Ukasyah Ali Murtadho, yang menilai turnamen ini telah mengambil langkah penting dalam pengembangan struktur kompetisi sepak bola usia dini di tingkat desa.
“Saya sangat mengapresiasi karena turnamen desa seperti ini biasanya terbuka tanpa batasan umur. Tapi di Siadi Cup, sudah ada pembatasan U-19 yang jelas. Ini langkah penting dalam pembinaan jangka panjang dan sesuai dengan struktur usia di PSSI,” ungkap Ukasya kepada suarajatimpost.com usai pertandingan pembuka.
Ia juga berharap kegiatan semacam ini bisa direplikasi oleh desa-desa lain, sebab sejauh ini, model pembinaan yang berbasis kelompok usia masih jarang diterapkan secara konsisten di tingkat akar rumput.
“Kalau desa-desa lain bisa ikut membuat kompetisi semacam ini, dampaknya akan sangat luas. Apalagi sekarang program BSSI memang mendorong pembinaan sejak usia 13, 15, 17 hingga U-23. Siadi Cup ini sudah sesuai arah itu,” jelasnya panjang lebar. (*)