JOMBANG, IDEA JATIM – Kebutuhan daging hewan sehat dan halal bagi umat muslim tidak bisa dihindarkan. Demikian juga mendekati hari raya idul adha 2025 atau hari raya kurban, kesehatan dan kehalalan hewan kurban patut dipastikan.Â
Hal ini yang lantas memantik Pengurus Cabang Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (PC LKKNU) Jombang mengadakan pelatihan khusus bagi para penyembelih halal. Para penyembelih tergabung dalam komunitas Juru Sembelih Halal (JULEHA) Jombang.Â
-Advertisement-.
Pelatihan tersebut menghadirkan Tim Halal Institute, Widodo Wahyudi, bersama puluhan peserta berlangsung di Aula Gedung PCNU Jombang, Gambiran, Mojoagung, pada Sabtu (31/5/2025).
Widodo Wahyudi menyebut kompetensi seorang penyembelih memiliki peran krusial dalam menjamin keabsahan dan kehalalan ibadah kurban. Untuk itu dibutuhkan pemahaman komprehensif mengenai penyembelihan sesuai ketentuan agama Islam.
“Ada empat aspek utama yang harus diperhatikan dalam proses kurban. Bukan hanya hewannya, tapi juga siapa yang menyembelih, alat yang digunakan, hingga tata cara penyembelihan,” ucap Widodo Wahyudi dalam pesan diterima wartawan, Ahad (1/6/2025).Â
Hewan kurban harus dapat memenuhi syarat fisik, yakni sehat, cukup umur, tidak cacat seperti buta atau pincang, serta bebas dari penyakit. Untuk kurban sebisa mungkin hewannya diutamakan berjenis kelamin laki-laki.Â
“Selain itu, penyembelih harus seorang muslim yang telah baligh dan memahami tata cara penyembelihan secara syar’i,” ujarnya.Â
Alat penyembelihan, diharuskan menggunakan benda tajam yang dapat meminimalisasi rasa sakit hewan. Alat penyembelih seperti tulang, gigi, atau kuku tidak diperbolehkan.Â
Benda-benda tersebut dianggap najis karena termasuk bagian tubuh yang tidak layak dipakai sebagai alat sembelih dalam syariat Islam.
Prosedur penyembelihan harus memperhatikan Tiga saluran vital yang harus terputus. Di antaranya saluran pernapasan (hulqum), saluran makanan (mar’i), serta dua pembuluh darah utama (al-wajadain). Posisi hewan saat disembelih pun sebaiknya diperhatikan.
Secara sunnah, hewan kurban untuk disembelih dihadapkan ke kiblat dan bagian tubuhnya diposisikan miring ke kiri dengan lambung sebelah kiri menempel tanah.Â
“Ini penting untuk menjaga agar isi rumen tidak keluar dan menyebabkan najis,” ujarnya.Â
“Yang perlu digaris bawahi yakni, kurban itu kan merupakan persembahan kita pada Allah SWT, jadi sebisa mungkin kita memberikan yang terbaik, mulai dari sisi hewannya, maupun lainnya termasuk syarat-syarat di atas tadi,” tandasnya. (*)